Scroll keatas untuk lihat konten
OPINIHEADLINES

Program Sastra Masuk Kurikulum

×

Program Sastra Masuk Kurikulum

Sebarkan artikel ini

Oleh: Sandyakala | Mahasiswa

Buah dari tata kelola negara yang kapitalistik

Hal ini terjadi karena wewenang atau tanggung jawab sangat mudah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi, keuntungan materi, dan lainnya. Orang yang tidak memiliki kapabilitas pun sering kali diberikan tanggung jawab. Akibatnya, kita bisa membayangkan hasilnya yang jauh dari nalar sehat. Inilah konsekuensi tata kelola pendidikan dalam sistem kapitalisme. Dalam sistem ini, pendidikan sering kali dikendalikan oleh kepentingan ekonomi dan politik, bukan oleh prinsip-prinsip pendidikan yang murni dan bertujuan untuk mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, kualitas dan tujuan pendidikan menjadi terdistorsi, sehingga lebih mengutamakan keuntungan daripada kualitas dan integritas pendidikan itu sendiri.

Kondisi seperti ini harus segera diakhiri dan umat seharusnya beralih kepada sistem yang benar-benar melayani masyarakat tanpa perhitungan materi di dalamnya. Sistem yang berfokus pada tujuan pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan semacam ini barulah akan ditemui dalam naungan Negara islamiyah.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Pendidikan dalam islam

Sejatinya konsep pendidikan dalam islam meliputi seluruh tujuan pendidikan yang digaung-gaungkan oleh barat bahkan yang diserukan oleh Negara-negara di dunia. Pendidikan islam merupakan satu-satunya konsep pendidikan yang menjadikan makna dan tujuan pendidikan lebih tinggi sehingga mengarahkan manusia pada visi ideal dan menjauhkan manusia dari ketergelinciran daripada banyaknya penyimpangan.
Noor kemudian menyampaikan kondisi dalam sistem pendidikan Islam. “Semua program wajib terikat dengan tujuan pendidikan Islam, yakni untuk membentuk kepribadian islami, membekali tsaqafah Islam, dan ilmu-ilmu kehidupan, termasuk sains dan teknologi,” tuturnya.
Tujuan pendidikan Islam adalah menciptakan individu yang memiliki nilai-nilai Islami, seperti iman, takwa, akhlak mulia, kesehatan, ilmu pengetahuan, kreativitas, kemandirian, dan tanggung jawab. Melalui pendidikan yang berbasis ajaran Islam, peserta didik diharapkan menjadi individu yang beriman dan bertakwa kepada Allah, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Tujuannya adalah agar mereka dapat mengembangkan diri menjadi hamba Allah yang taat dan memiliki pengetahuan yang seimbang antara dunia dan akhirat.

Ayat Al-Quran QS Al-An’am 6:162 menegaskan bahwa segala aktivitas kehidupan, termasuk shalat, ibadah, hidup, dan mati, semuanya dilakukan hanya untuk Allah, Tuhan seluruh alam. Tujuan pendidikan Islam sejalan dengan kebutuhan manusia masa kini dan masa depan, di mana selain iman dan agama, ilmu pengetahuan dan teknologi juga diperlukan untuk mencapai kesejahteraan hidup dunia dan kebahagiaan di akhirat. Dengan demikian, pendidikan Islam mencakup nilai-nilai Islami serta pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk mencapai kehidupan yang berkelimpahan, ini berarti bahwa Islam dapat berhasil mencapai tujuan pendidikan yang selama ini menjadi fokus para tokoh pendidikan barat.

Secara universal, Allah SWT mengajak seluruh umat manusia untuk memasuki Islam secara kaffah (menyeluruh). Hal ini menunjukkan bahwa ajaran Islam tidak hanya mencakup satu aspek, tetapi merangkum seluruh aspek kehidupan manusia dengan tujuan utama mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Salah satu aspek penting dari ajaran Islam dalam kehidupan manusia adalah pendidikan atau pendidikan Islam, yang mengambil konsep pendidikan dari sumber ajaran Islam, yaitu Al-Quran, Al-Hadis, dan pemikiran ulama.

Kurikulum pendidikan Islam akan benar-benar menghasilkan hamba-hamba Allah yang taat lagi mumpuni dalam segala bidang kehidupan. Dengan demikian, kurikulum pendidikan Islam diharapkan dapat menghasilkan generasi yang tidak hanya taat kepada ajaran agama, tetapi juga mumpuni dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik dalam bidang agama, sosial, ekonomi, maupun politik. Mereka akan menjadi teladan dalam masyarakat, mampu memberikan kontribusi positif, dan menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dalam segala aspek kehidupan.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *