OPINI,mediasulutgo.com — Sudah hampir 2 tahun lamanya masyarakat Gaza terus mengalami penderitaan yang tiada hentinya yang dilakukan oleh Israel laknatullah. Segala bentuk kejahatan dan kekejian telah dilakukan Israel. Mulai dari blokade, pengeboman dan pembantaian. Bukan hanya itu saja, mereka menggunakan kelaparan massal sebagai cara baru dalam genoside gaza. Sungguh sangat tidak berperikemanusiaan.
Sejak 7 Oktober 2023 Israel melakukan serangan kepada warga Gaza dengan serangan mematikan. Kondisi di Gaza sudah sangat mencekam. Hingga pada 2 Maret 2025 kondisinya malah bertambah lebih parah, dimana para zionis Israel memberlakukan blokade total wilayah Gaza yang menyebabkan warga Gaza tidak bisa mengakses bahan makanan, obat-obatan dan bantuan kemanusiaan lainnya.
Blokade total mengakibatkan warga Gaza mengalami kelaparan akut, kekurangan gizi hingga menyebabkan kematian. Di tengah kondisi yang semakin parah dialami oleh masyarakat Gaza justru Netanyahu yakni perdana menteri Israel dengan liciknya mengatakan “tidak terjadi upaya disengaja dalam menciptakan kelaparan di Gaza dan tidak ada kelaparan di Gaza beliau kemudian mengatakan bahwa mereka mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan selama perang. Hal ini beliau sampaikan saat konferensi pers di Yerusalem, Minggu 27 juli 2025.
Pernyataan Netanyahu ini sangat berbanding terbalik dengan fakta yang terjadi di lapangan. Ini berdasarkan kesaksian banyak pihak yang melihat secara langsung kelaparan di Gaza. Dari data WFP (World Food Programme) disebutkan Gaza sudah dalam fase catastrophic hunger. Ini telah dibuktikan menurut klasifikasi fase keamanan pangan terpadu (IPC) dari skala 1-5, Gaza sudah masuk di tingkat ke 5 bencana kelaparan.
Dari laman Kompas TV (31/7/2025) badan bantuan pangan PBB melaporkan bahwa sepertiga penduduk Gaza tidak makan berhari-hari bahkan ada 100 ribu anak-anak dan wanita membutuhkan perawatan mendesak akibat kekurangan nutrisi.
Sungguh kekejaman zionis yahudi sudah berada pada tahap yang paling mengerikan dalam dunia sejarah penjajahan modern. Dimana dalam 100 hari mereka melakukan agresi militer kemudian mereka melakukan pengeboman kemudian mereka melakukan pembantaian dengan cara menciptakan kelaparan sistemik. Genoside ini merupakan Genoside tak berdarah namun mematikan.
Adapun genoside model baru ini dilakukan sejak gagalnya perpanjangan gencatan senjata pada awal Maret tahun 2025 kemarin. Gagalnya gencatan senjata kemarin membuat mereka melakukan upaya baru dalam genoside warga Gaza. Yakni dengan cara kelaparan sistemik. Truk-truk bantuan yang masuk hanya sekedar simbolik saja yang pada kenyataanya mereka membatasi bantuan kemanusiaan itu. Kini ada dua juta jiwa terjebak dalam kelaparan ekstrim.
Nyawa anak-anak sudah diujung tanduk karena kekurangan pasokan makanan, ibu-ibu menyusui tidak lagi makan dan minum, rumah sakit tak ada lagi obat, dapur umum tidak ada makanan. Dunia hanya bisa menyaksikan tanpa bisa berbuat apa-apa.
Tahukah kita, perbuatan keji yang dilakukan oleh Israel ternyata mendapatkan perlindungan dari Amerika Serikat. Yakni dengan cara veto di tangan PBB AS melanggengkan kekejaman yang dilakukan zionis. Maka sudahlah kita berharap lagi pada seruan-seruan diplomatik dan kecaman PBB. Karena sampai detik ini PBB tidak bisa menghentikan penderitaan di Gaza.
Lalu bagaiman dengan pemimpin-pemimpin di negeri-negeri muslim? Mereka telah mati rasa. Para penguasa di negeri muslim tidak bisa berbuat apa-apa mereka hanya berdiam diri menyaksikan kejahatan di Gaza. Yang mereka bisa lakukan hanyalah mengutuk tanpa adanya tindakan sama sekali.
Sedangkan umat Islam sendiri telah tertidur panjang dikarenakan propoganda yang diciptakan oleh barat. Barat telah menggiring opini bahwa kita lemah, tidak mampu dan tidak relevan. Sesungguhnya ini semua hanya ilusi yang diciptakan oleh barat agar kita tidak bangkit. Makanya kita melihat para ulama bungkam dan umat hanya menjadi penonton saja. Padahal kita punya kekuatan yang luar biasa yang lahir dari akidah Islam yang kokoh. Dimana umat Islam dulu pernah menjadi pemimpin dunia selama berabad-abad.
Dulu saat Islam pernah diterapkan secara kaffah umat Islam menjadi negara yang punya kekuatan luar biasa hingga menggetarkan dunia dengan keadilan dan peradabannya. Juga dulu Palestina, Yerusalem dan Masjid Al-Aqsha berhasil dibebaskan oleh para Khalifah.
Mari saatnya kita bangun dan bangkit dari tidur panjang kita. Warga Gaza sudah sangat menantikan pertolongan dan kemenangan itu. Jangan hanya menjadi muslim yang berdiam diri, bersimpati dan bersedih saja tapi kita harus menyadari dan mau memperjuangkan solusi hakiki yakni tegaknya peradaban Islam dan kembalinya jihad sebagai metode pembebasan negeri-negeri Islam. Ini merupakan jalan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
Umat harus menyadari fakta-fakta kejahatan zionis dan sumber kejahatan itu. Agar umat tidak larut dengan narasi pembagian dua negara. Umat Islam harus menyadari bahwa hanya Islam merupakan solusi hakiki yakni adanya seorang pemimpin yang akan menyatukan umat dan menggerakkan jihad untuk membebaskan palestina. Ini adalah kebangkitan pemikiran yang menjadi pondasi. Ketika umat sudah sadar maka umat akan bersatu memperjuangkan tegaknya Islam di muka bumi untuk membebaskan Gaza.
Untuk membebaskan palestina maka haruslah penjajahan itu di usir dan di hapus. Cara mengusir penjajah yakni dengan melakukan perlawanan secara militer. Hingga mereka zionis Israel tidak bisa berbuat apa-apa dan membuat mereka menyerah. Untuk itu perlu adanya fasilitas dan sarana dalam berperang.
Sebagaimana Allah Swt. berfirman, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang–orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedangkan Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS Al-Anfal: 60).
Rasulullah saw berkata dalam tafsir al-jalalain dijelaskan bahwa maksud dari kekuatan ialah ar-ramyu ( pasukan pemanah). Pasukan pemanah hari ini bisa bentuknya bisa pasukan, tentara dan persenjataan yang bisa menggentarkan dan menakuti musuh.
Sudah merupakan kewajiban kita sebagai muslim memerangi penjajah dan membebaskan palestina dan itu akan terlaksana ketika kita bersatu dalam satu kepemimpinan yang satu yang akan memerintahkan jihad fi Sabilillah.(**)