LIMBOTO, mediasulutgo.com — Ketua Analisis & Monitoring Produk Hukum (AMPUH) Provinsi Gorontalo Fanly Katili menilai, tudingan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo dibawah kepemimpinan Nelson-Hendra sebagai pemerintahan “abunawas” adalah lelucon yg sangat tidak tepat asumsinya dengan kondisi kabupaten Gorontalo saat ini.
Apa yang menjadi objek kritikan seorang tokoh mantan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Rustam Akili, terkait permasalahan dana PEN yang dituding tidak melibatkan DPRD untuk kepentingan rakyat dengan cara tidak melakukan kordinasi, seolah olah seperti pernyataan orang yang baru terbangun dari tidurnya.
Menurutnya, Pemkab Gorontalo saat ini berjalan sesuai konsep dan perencanaan yang memang telah disiapkan sejak awal dan tentunya semua berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sehingga semuanya tentu berjalan berdasarkan alur yg telah disiapkan melalui program daerah.
“Mungkin pak Rustam terlalu lama berkiprah di Jakarta sebagai Staf Khusus Pimpinan DPR RI sehingga kondisi objektif daerah kabupaten Gorontalo tidak lagi termonitor oleh beliau. Apalagi beliau saat ini bukan lagi sebagai pimpinan partai dikabupaten Gorontalo.”ungkap Fanly.
Dirinya menjelaskan, jika hanya karena persoalan dana PEN yang menurut Rustam Akili Pemkab Gorontalo dibawah kepemimpinan Nelson Pomalingo dan Hendra Hemeto kurang menghormati Lembaga DPRD, maka hal ini terkesan “Parsial”. Padahal dalam pernyataannya sendiri sudah mengakui bahwa dana PEN tidak harus ijin DPRD. Sedangkan saat pembahasan APBD alokasi dana PEN tersebut memang ada disebutkan.
“Nah logikanya, tentu sebelum dana PEN tersebut diajukan kepihak SMI pastilah ada pembahasan sebelumnya antara DPRD dan Pemda. Lantas apa dasarnya tudingan bahwa Eksekutif dan Legislatif jalan Sendiri-sendiri dan Pemda kabupaten kurang menghormati DPRD??? Saya merasa lucu dan terkesan “ngawur” anggapan ini.”ujarnya.
Dirinya khawatir, informasi yg masuk ke Rustam Akili tersumbat sehingga melahirkan Asumsi asumsi yang jauh dari Realitas.
“Dan anehnya, kenapa nanti moment Pencairan Dana PEN baru statement ini gencar dilontarkan??? Ada apa??? Saya khawatirnya akan ada persepsi yg aneh-aneh dari masyarakat yang membaca tudingan tersebut.”tambahnya.
Pria yang sering disapa Fanka ini mengatakan, dengan kapasitas Rustam Akili saat ini, sebagai tenaga ahli Staf DPR RI lebih pada memberikan kontribusi pemikiran yang semakin terarah untuk kepentingan daerah, apalagi dimasa pandemi Covid 19 yang terus berkepanjangan.
“Semua daerah mengalami kesulitan, bahkan pemerintah pusat sekalipun. Saya yakin dengan kiprah beliau sebagai tenaga ahli DPR RI konsep konsep positifnya sangat dibutuhkan oleh daerah, bukan hanya kabupaten Gorontalo tapi juga pemerintah se Provinsi Gorontalo. Namun sangat disayangkan pernyataan beliau sejak berkiprah di pusat dan tidak lagi menjadi pimpinan partai di kabupaten Gorontalo, malah justru terkesan kurang solutif untuk kemajuan daerah. Bahkan kali ini justru menimbulkan penafsiran yang kurang cerdas Dimata masyarakat.”beber Katili
Ironisnya kata Fanka, dalam penglihatan Rustam Akili sejak berkiprah di Pusat, semua pelaksana pemerintahan dikabupaten Gorontalo seperti “Abunawas” dimana kata dan perbuatan tidak sama, semua yang dijanjikan kesana kemari.
“Saya tidak tahu kaca mata apa yang beliau gunakan. Entah apa yg melatarbelakangi pernyataan tersebut. Apakah Karena sejak tidak lagi menjadi pimpinan partai dikabupaten Gorontalo sehingga informasi yang diterima tidak lagi objektif sesuai keadaan yang ada, ataukah hal ini masih bagian daripada kondisi Kebatinan pasca Pilkada yang kemaren..??? Allahualam. Hanya Allah dan beliaulah yang tahu. Namun saya tetap berharap dan berdoa agar beliau tetap terjaga kecerdasannya dan kembali ke jalan yang “Lebih Lurus” sebagaimana harapan beliau untuk anggota DPRD dan ajakannya untuk Pemerintah daerah kabupaten Gorontalo.”Tuturnya.
Sebelumnya, tokoh masyarakat Kabupaten Gorontalo, Dr. Rustam Hs. Akili kembali menyoroti tatanan Pemerintah di bawah Kepemimpinan Bupati Nelson Pomalingo. Tak tanggung-tanggung, Rustam bahkan menyebut, Bupati Gorontalo saat ini gagal dalam memimpin Kabupaten Gorontalo.(*)