GORONTALO, mediasulutgo.com — Tindak lanjut silatnas III masyarakat Gorontalo dalam rangka menakar Gorontalo 2045 sudah mulai diwujudkan dalam berbagai bidang. Jika minggu kemarin The Presnas Center merancang Gorontalo menjadi pusat layanan jasa kesehatan, kini The Presnas Center bicara soal pendidikan.
Dewan Pembina The Presnas Center, Nelson Pomalingo mengatakan, The Presnas Center melaksanakan silatnas III Masyarakat Gorontalo dengan tema melihat dan menakar Gorontalo 2045. Hal tersebut dilakukan pula mengevaluasi 20 tahun momentum Gorontalo menjadi provinsi, kemudian juga melihat momentum kedepan, Gorontalo dan Indonesia bertepatan berumur 100 tahun dan Gorontalo menjadi 50 tahun.
“Saya bicara ini bukan Bupati tetapi selaku dewan Pembina the presnas Center, pada bulan juni yang lalu the presnas Center ini melaksanakan apa yang disebut dengan Silatnas masyarakat Gorontalo untuk mengevaluasi momen 20 Tahun Gorontalo menjadi provinsi, kemudian juga dalam rangka melihat kedepan 2045 saat Indonesia merdeka 100 Tahun dan kita menjadi 50 Tahun, ini sengaja kita buat, dan apakah sudah benar Gorontalo sudah 20 Tahun, dan kalau itu baik tentunya kita tingkatkan, dan kalau ada hal-hal yang kurang itulah yang kita perbaiki secara bersama,” ucap Nelson Pomalingo, Saat membuka FGD, Sabtu (26/09).
“Isi Silatnas itu lebih banyak curah pendapat, semua orang berfikir dari pemuda sampai orang dewasa dari dalam daerah maupun luar daerah. maka pasti belum terekam dengan benar dan baik belum fokus sesuai dengan apa yang kita harapkan, oleh karena itu sejak minggu yang lalu The Presnas Center melakukan diskusi fokus berdasarkan bidang masing-masing, oleh karena itu kita mulai minggu yang lalu itu adalah Kesehatan, setelah kami ramu itu ada kurang lebih 13 sektor yang kita harus rumuskan di mulai dari Kesehatan minggu yang lalu hari ini Pendidikan kedepan Infrastruktur, Kebudayaan, Hukum, Pemekaran dan seterusnya sehingga cita-cita masyarakat Gorontalo ini terlihat di kita,” tuturnya.
“Kenapa kami buat ini dan segera kami lakukan karena ini ada kaitan dengan momen momentum, karena kita punya orang-orang hebat di tingkat Nasional hari ini, ada 3 Menteri kita dari Bappenas, Bappenas itu kalau di tingkat Menteri ada dua Menteri yang menjadi tonggak utama Indonesia ini, yaitu Menteri Bappenas karena dia yang merancang dan yang kedua Menteri Keuangan karena dia yang menyiapkan uang, nah Bappenas ini adalah orang Gorontalo Pak Harso, kita punya Pak Zainudin Amali dan juga Pak Sandiaga dan ini luar biasa sebagai bonus Demografi bagi kita, kita juga punya Wakil Ketua DPR RI Pak Rahmat Gobel juga kita punya Wakil Ketua MPR RI Pak Fadel ini luar biasa dan momen ini kita akan gunakan dengan baik, kita akan gunakan dalam jangka pendek dari 2022, 2023 hinngga 2024, karena 2024 itu semua berakhir, baik presiden, DPR bupati dan sebagaianya,” ujarnya
Maka Kita buat road map ini jangka pendek dalam kurun 3 tahun. Jangka menengah 10 tahun berikut, jadi 2025-2035 dan jangka panjang 2035 -2045. Masa depan ini harus digambarkan bersama dan bagi pemerhati pendidikan akan meletakan kerangka, road map yang akan dirumuskan bersama.
“Ini saya kira mungkin sampai sore kita rumuskan dengan baik nanti juga akan dilanjutkan dengan Tim kecil karena saya berharap pada akhir Desember nanti atau pas momen HUT Provinsi Gorontalo 5 Desember ini sudah selesai, karena ini kami akan serahkan pada Gubernur, Bupati/Walikota hari ini dan juga Menteri-menteri kita yang ada di Pusat, walaupun mereka ini adalah menteri indonesia tetapi minimal 5% memperhatikan Gorontalo,” lanjutnya
“Kita juga kita berharap dibidang pendidikan ini adalah rumusan yang benar bagaimana masa depan pendidikan kita, kalau kita lihat secara historis Gorontalo ini pusat pendidikan sejak dulu hari ini pun kita sudah menjadi kiblat pendidikan, karena L2DIKTI sudah berada di Gorontalo dan itu luar biasa, dalam peningkatan perguruan tinggi dengan Provinsi baru kitalah yang lebih cepat.”tambahnya.
Sekarang kata Nelson, kurang lebih 19 perguruan tinggi di Gorontalo. Sebelum provinsi terbentuk, Gorontalo tidak punya Universitas. Hari ini sudah ada UNG, UNU, UMGO, UBM. Ikhsan, Unibersitas Pohuwato jadi luar biasa perkembangan pendidikan di Gorontalo.
“Nah, kita berharap dan kita patok 2045 itu, ,Gorontalo kiblat bidamg pendidikan dan itu tugas bersama dalam membenahi hal itu.”ujarnya
Hari ini, sudah ada sekitar 1.500 san Doktor. Karena di UNG saja sudah ada 500 -600 doktor. Termasuk perguruan tinggi di Gorontalo.
Dulu saya masih rektor di UNG cuma lima orang doktor. Setelah itu berkembang pesat selama 20 tahun terjadi peningkatan luar bjasa.
Maka bagaimana patokan pendidikan kita kedepan. Kita berharap juga bicara soal pendidikan tingkat SD, SMP bahkan pendidikan non formal.
“Saya ingin sampaikan di Kabupaten Gorontalo pendidikan non formal menjadi perhatian. Kenapa? Karena yang sekolah paling tinggi 10 persen dari jumlah populasi pendidikan. Kalau 10 persen kurang lebih 20 ribu dan itu dari TK Sampai perguruan tinggi.”bebernya.
Sementara pendidikan non fromal di Kabupaten Gorontalo rata-rata SD 65 persen dan ini yang akan di genjot mwnjadi SMP dan SMA.
Kenapa lama sekolah dibawah, IPM dibawa. Itu karena pendidikan kita dibawa. Kalau bicara ekonomi kesehatan sudah bagus dan kalau bicara pendidikan di kabgor pendidikan non formal di genjot harus perpanjang sekolahnya dan itu bagus karena disana ada live skill sambil memasukan pendidikan keluarga.
“Termasuk kita bicara pendidikan bidang agama hingga bagaimaan pesantren -prsantren. Gorontalo, menurut pikiran saya dan mohon bandingan pikiran kita semua, Gorontalo ini menjadi pusat jasa. Yaitu jasa pendidikan dan jasa kesehatan”tutupnya.(if)