Scroll keatas untuk lihat konten
OPINIHEADLINES

Takutkah kita kelak anak-anak Gaza menuntut pertanggungjawaban

×

Takutkah kita kelak anak-anak Gaza menuntut pertanggungjawaban

Sebarkan artikel ini

OPINI,mediasulutgo.com — Penderitaan di Gaza tiada hentinya sampai dengan hari ini. Berbagai peristiwa memilukan yang dialami oleh masyarakat Gaza. Bagaimana tidak? Sejak 7 Oktober tahun 2023 telah terbunuh 50.600 warga Palestina di gaza. Sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak (dikutip dari erakini.id). Lazzarini menyatakan ada 15.000 anak dilaporkan tewas. Kata Hamas dalam sebuah pernyataan “sekitar 39.000 anak di Gaza telah kehilangan salah satu atau kedua orang tua karena kekerasan”. Selain itu, data yang diterbitkan dalam pernyataan oleh komisi palestina pada hari Sabtu bahwa Israel telah menahan 1.200 anak palestina sejak 7 Oktober 2023. Dikatakan anak-anak ditahan mengalami penyiksaan, kelaparan, pengabaian medis dan perampasan sistematis setiap hari.

Pada 18 Maret 2025 ini yakni sejak Israel melanggar gencatan senjata PBB menyatakan dalam sehari ada 100 anak telah terbunuh digaza. Sejak perang di Gaza dimulai ada 1,9 juta orang diantaranya ada ribuan anak-anak mengalami pengungsian paksa berulang kali ditengah pengeboman, ketakutan dan kehilangan, “pernyataan ini dikeluarkan oleh UNRAWA pada hari anak palestina.

Advertisement

Scroll kebawah untuk lihat konten

Sungguh sangat kejam Israel melakukan kejahatan terhadap masyarakat Gaza terkhusus anak-anak yang ada di gaza. Kejahatan ini merupakan kejahatan terbesar yang sudah sampai pada tahap genoside. Anak-anak yang tidak berdosa dan tidak tau apa-apa mereka diperlakukan kasar, didzolimi dan dibombardir. Di setiap tempat di Gaza terdengar teriakan, tangisan, suara yang menggelegar dan orang-orang yang meminta pertolongan.

Ditengah yang terjadi di palestina, barat justru menggaung-gaungkan narasi HAM beserta segala aturan internasional. Dalam konvensi PBB menyatakan tentang hak anak diantaranya: kehidupan, kelangsungan hidup,perkembangan, perlindungan dari kekerasan, pelecehan, pengabaian pendidikan, dibesarkan oleh orang tua atau memiliki hubungan dengan mereka, mengungkapkan pendapat mereka dan didengarkan pendapatanya. Nyatanya hak tersebut sampai dengan hari ini tidak didapati oleh anak-anak Gaza Palestina.

Narasi yang digaung-gaungkan seperti halnya HAM dan aturan internasional nyatanya tidak memberikan pembebasan terhadap masyarakat Gaza Palestina. HAM hanya sekedar narasi saja tanpa tindakan yang jelas. Organisasi dunia yaitu PBB maupun organisasi negeri-negeri Islam seperti OKI dna liga arab tidak juga mampu menghentikan kekejaman dan genoside Israel terhadap Gaza Palestina. Lembaga internasional sendiri merupakan alat AS dkk untuk menguasai dunia lewat jalur diplomasi. Lembaga itu sebenarnya tidak untuk menolong kaum muslim di palestina tetapi untuk mengokohkan pengaruh AS didunia untuk memperoleh keuntungan materi.

Tidak ada yang bisa kita harapkan terhadap solusi yang diberikan oleh sistem sekarang ini yakni sistem kapitalisme yang diterapkan hari ini. Bahkan solusi gencatan senjata pun tidak bisa menjadi solusi utama. Karna mereka kaum yahudi selalu melanggar perjanjian gencatan senjata. Kita tau bersama bahwa sumber masalah dipalestina ada pada Israel yang masih tetap dibiarkan eksis dalam melakukan kejatahatan dipalestina.

Jika solusi yang ditawarkan oleh sistem kapitalis hari ini belum bisa menyelesaikan masalah yang terjadi dipalestina, lantas dengan cara apa palestina bisa terbebas dari penjajahan Israel? Apakah dengan doa, boykot, memberikan bantuan dan dana bisa menghentikan kejahatan yang ada dipalestina? Tidak juga. Boykot serta memberikan bantuan dan dana hanya sekedar sedikit meringankan penderitaan palestina. Perlu adanya solusi fundamental untuk masalah yang terjadi dipalestina.

Yang perlu kita butuhkan saat ini adalah kekuatan dan persatuan dari kaum muslimin di seluruh dunia. Namun persatuan dan kekuatan itu akan kita bisa dapatkan ketika adalanya sistem kepemimpinan politik Islam. Ketika ada sistem kepemimpinan politik Islam maka seluruh umat Islam akan bersatu memerangi Israel. Itulah yang dinamakan dengan jihad yakni memerangi kaum kafir yang secara terang-terangan memerangi kaum muslim. Jihad didalam Islam yang diperangi hanyalah orang-orang kafir yang melakukan kejahatan terhadap kaum muslim. Sedangkan masyarakat sipil yang tidak ikut campur dalam kejahatan tersebut tidak akan diperangi.

Dalam kepemimpinan politik Islam maka seorang pemimpin berfungsi sebagai raa’in (pengurus) dan junnah (perisai pelindung) terhadap umat muslim termasuk dipalestina. Hal ini Rasulullah SAW bersabda : ‘setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.”(HR.Bukhari), Juga sabda beliau , ” sesungguhnya Al-imam (Khalifah) itu perisai yang orang-orang akan berperang membantunya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-Nya.” (HR muttafaqun’alayh).

Selain itu dalam kepemimpinan politik Islam tidak akan membiarkan pembantaian dipalestina. Sebagaimana perintah Allah Taala, “perangilah mereka dimana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian. ” (QS AL-Baqarah [2]:191). Ini telah terbukti selama 13 abad ketika dulu pernah diterapkan sistem kepemimpinan politik Islam yang menjadi benteng perlindungan palestina.

Maka apa yang bisa kita lakukan sebagai umat muslim? Kita perlu mewujudkan sistem kepemimpinan politik Islam itu. Dengan cara mendakwahkan disetiap lapisan masyarakat sesuai dengan tatacara rasul berdakwah Hingga sistem kepemimpinan politik Islam itu diterapkan. Jangan sampai kita tidak melakukan tindakan apapun yang bisa membantu mereka karena kelak nanti diyaumil hisab kita akan dimintai pertanggungjawaban tidak menolong mereka. Wallahualam bishowab.(**)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *