GORONTALO, mediasulutgo.com –Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo Muhammad Kasim menanggapi isu insentif Nakes yang katanya belum dibayarkan. Pasalnya, isu tersebut pernah disoroti oleh Ketua Fraksi Demokrat DPRD Provinsi Gorontalo Erwinsyah Ismail pada Senin (07/12).
Dinas Kesehatan, kata Muhamad Kasim tidak mengetahui siapa saja Nakes yang menerima insentif dan yang tidak. Dinkes menerima pengajuan pembayaran dari Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas.
“Jadi berapa tagihannya, berapa nilainya itu yang diperiksa atau verifikasi. Tidak mungkin setiap orang sama karena ini sesuai peran dan tugas,” tutur Muhamad di ruang kerjanya, Jumat (11/12).
Ia menjelaskan setelah verifikasi, diajukan ke Badan Keuangan untuk pencairan. Setelah itu terbit ST2D-nya kemudian ditransfer ke rekening masing-masing penerima. Kasubag Keuangan, kata dia sudah punya daftar rekening yang akan ditransfer sesuai hasil verifikasi itu.
“Untuk RS Aloe Saboe, dananya 1,3 Miliar lebih untuk insentif Nakes secara keseluruhan,” ungkapnya.
Dia menerangkan selama ini tidak pernah ada yang mengadu tentang pemotongan insentif dan tidak mungkin ada pemotongan karena masuk ke rekening masing-masing Nakes. Yang membuat lama itu, menurutnya rekening tiap nakes berbeda-beda, ada BRI, Mandiri, BNI dan lainnya. Jadi harus diverifikasi satu-satu.
“Padahal kalau mau cepat, harus menggunakan Bank Sulut karena Pemerintah Kota rekeningnya itu,” ucapnya.
Dirinya mengatakan tidak ada istilah batas pencairan insentif Nakes, karena pekerjaan itu jalan terus. Uangnya begitu klaim masuk, kita minta ke Kemenkes, Kemenkes transfer ke Kas Daerah. Jangan berpikir tidak ada pencairan jelang akhir tahun 2020. Ini kita proses sesuai pengajuan yang masuk dan dibayar sesuai standar Kemenkes.
“Tadi ada daftarnya, tapi saya sudah kembalikan ke keuangan,” pungkasnya.(Yus)
