Sumber Daya Alam yang Melimpah
Padahal, Indonesia menjadi Negara yang memiliki sumber daya alam (SDA) terbanyak dari seluruh Negara di dunia. Tapi mengapa Negara ini justru menjadi salah satu Negara termiskin dan mengalami kenaikan kelaparan dan kekurangan gizi?
Indonesia menjadi Negara yang memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah. Mulai dari hutan, laut, minyak bumi, gas, batu bara, hingga emas. Semua kekayaan itu dimiliki oleh Indonesia dan tersebar di berbagai provinsi yang ada, dari Sumatera hingga Papua.
Bahkan tercatat memiliki hutan Kalimantan sebagai salah satu paru-paru dunia, karena luas hutannya yang mencapai hingga 40,8 juta hektar dan menjadi penyumbang oksigen terbesar ke-2 di dunia.
Selain itu, Indonesia juga menjadi Negara tersubur, bahkan dikatakan kaya dengan hasil pertanian seperti padi, kedelai, jagung, kacang tanah, ketela pohon dan ubi jalar. Juga hasil dari pertanian yang disebut sebagai hasil pertanian tanaman perdagangan yaitu teh, kopi, kelapa, kina, cengkeh, tebu, karet dan lain sebagainya. Terlihat dari hasil pertanian ini, jelas harusnya negara kita kaya akan pemasokkan hasil pangan yang harusnya kebutuhan pangan rakyat terpenuhi.
Namun miris dan sedih rasanya ketika negeri yang kaya, didalamnya masih banyak rakyat yang menderita dan menjerit bahkan hampir mati kelaparan.
Justru kekayaan alam negeri saat ini justru dimanfaatkan oleh para korporat, mereka orang-orang asing yang justru hanya memberikan keuntungan kepada mereka para penguasa namun menyengsarakan kita sebagai rakyat. SDA yang harusnya dikelola dan diberikan sebagai hak rakyat, namun menjadi bahan jual beli ke negeri asing hanya untuk memperoleh keuntungan negara dan membuntungkan kemaslahatan rakyat.
Tuntas Atasi Kelaparan
Inilah akibat dari pemerintahan zalim yang tidak mengontrol rakyat dengan sepenuhnya. Hanya mempersoalkan faktor alam namun seakan-akan lepas tangan dari tanggung jawab mengurusi rakyat beserta kebutuhannya. Hal ini juga tak lari dari pengaruh sistem kapitalisme dengan asas manfaatnya. Rakyat dipandang hanya sebagai beban, dan dimanfaatkan untuk bisa menjadi bagian yang mengelola pangan untuk diberikan kepada pihak-pihak asing.
Dan ini jelas kontras dengan apa yang ada pada Islam. Memahami betul bahwa rakyat bukanlah beban tapi menjadi bagian penting yang perlu diurusi. Islam menempatkan rakyat sebagai amanah, dan pemimpin jelas harus bisa mengurusi dengan memenuhi kebutuhan rakyat, salah satunya dengan memenuhi kebutuhan pangan agar terhindar dari kelaparan. Tidak membebankan rakyat dengan harus mengocek harga mahal untuk memperoleh yang menjadi haknya.
Seorang pemimpin negara bertanggung jawab dalam pemenuhan rakyat. Pernah terjadi dimasa kekhalifaan Umar bin Khatab, yang rela memikul sekarung gandum untuk diantarkan kepada salah seorang rakyat yang tanpa sepengatahuannya mengalami kelaparan hingga harus merebus batu untuk membohongi anaknya agar tidak merasa lapar. Itu saja hanya berkaitan dengan salah satu rakyatnya, namun beliau merasa sangat bersalah dan merasa lalai dan abai.
Inilah tampak nyata bukti seorang Pemimpin, yang memprioritaskan hak dan kesejahteraan rakyat. Menjamin segala kebutuhannya, dan bukan hanya perkara makan namun juga berkaitan dengan aspek lain seperti kemiskinan, kesehatan, dan lain sebagainya yang memang harus diberikan oleh pemimpin negara sebagai pemenuhan kepada rakyatnya.
Dalam Islam, memandang bahwa negara menjamin kualitas kebutuhan pangan yang dibutuhkan atau dikonsumsi oleh rakyatnya. Standar pemenuhan pangan rakyat, bukan hanya memperhatikan kuantitas namun juga mengutamakan kualitas. Sebagaimana Allah memerintahkan kita untuk mengonsumsi makanan yang tayib, yaitu makanan yang berkualitas dan juga memuat kebutuhan gizi bagi masyarakat. Sementara pemerintah saat ini tidak menerapkan hal yang demikian.(**)