Kelalaian Berujung Kelaparan
Menanggapi atas laporan yang diterima dari lembaga ADB yang menyatakan bahwa ada 22 juta masyarakat Indonesia mengalami kelaparan kronis, Rocky Garung mengungkapkan bahwa pemerintah telah gagal mengurusi rakyat. “Itu adalah standar untuk mengevaluasi pemerintah, bahwa gagal untuk memberi makan pada rakyat. Sebanyak 22 juta rakyat itu menerangkan bahwa Presiden gagal melaksanakan perintah konstitusi, yaitu menyejahterakan rakyat dan memelihara orang miskin,” ucap Rocky Gerung dikutip Pikiran-Rakyat,com dari YouTube miliknya.
Selain itu, Manajer Riset Seknas Fitra, Badiul Hadi juga menanggapi perihal bencana kelaparan yang menimpa masyarakat Indonesia ini. Ia mengatakan bahwa Negara dari satu rezim ke rezim berikutnya telah mengabaikan pembangunan pertanian sesuai dengan kearifan lokal guna mencapai kemandirian pangan. “Kalau sekarang masih ada yang mati kelaparan, tidak masuk akal apalagi sudah hampir 77 tahun merdeka. Kelaparan itu bukan mendadak,” kata Badiul.
Dengan mendengar beberapa perspektif tersebut, dari sinilah kita bisa tergambarkan bahwa tanpa sadar Negara telah lalai dan abai dalam mengurusi urusan rakyat, terutama mengenai pemenuhan kebutuhan makanan, yang seharusnya masyarakat tidak mengalami kelaparan apalagi kekurangan gizi. Karena dilihat, faktanya sudah banyak mesayarakat yang dilanda kelaparan dan kekurangan gizi, sementara pemerintah hanya menyalahkan faktor alam, seakan-akan mereka tidak mau disudutkan apalagi disalahkan.
Sekian tahun merdeka, namun perihal menuntaskan kasus kelaparan hingga kekurangan gizi saja, Negara masih belum mengatasi dan memberikan solusi yang tepat.
Nampak, seolah-olah rakyat bukan bagian penting dari Negara, justru terabaikan dan tak menjadi persoalan yang genting. Sekalipun diakibatkan oleh faktor alam dan bencana, sudah seharusnya pemerintah Negara mendampingi dan memfasilitasi masyarakat untuk merawat kearifan lokal. Bukan lepas tangan dengan membiarkan rakyat berjuang mempertahankan kondisi agar tidak makin banyak yang merasakan kelaparan hingga berujung kematian.