Tuturan tersebut terjadi pada peristiwa tutur yang berlokasi di perempatan SGM. Pewicara (masyarakat tanpa nama yang memasang kain rentang) mengancam mitra wicara (masyarakat yang melewati perempatan SGM) untuk tidak menkorupsi dana gempa.
(Maksudnya: “Kami mengancam Anda (masyarakat yang melewati perempatan SGM dan membaca kain rentang tersebut) akan mengalami kesengsaraan 7 turunan jika melakukan korupsi terhadap dan gempa.”
(41) Maling mlebu, mati ngenggon
‘Pencuri masuk, akan meninggal di tempat’
j. Tuturan Berterima Kasih
Tindak tutur ‘berterima kasih’ adalah tuturan yang memiliki atau mengandung maksud untuk memberikan pernyataan terima kasih.
(42) Terima kasih atas peran aktif dalam membantu korban gempa Yogya
Tuturan tersebut terjadi pada peristiwa tutur yang dipasang jalan Ring Road, dekat perempatan Gejayan. Penuturnya ialah komunitas yang bernamakan Java Tourism. Tujuannya ialah mengucapkan terima kasih kepada mitra tuturnya (masyarakat yang terkena gempa yang melewati jalan Ring Road, dekat perempatan Gejayan dan membaca kain rentang tersebut) atas peran aktifnya di dalam membantu korban gempa.
(Maksudnya: “Kami atas nama masyarakat yang bernamakan Java Tourism mengucapkan terima kasih kepada mitra tuturnya (masyarakat yang terkena gempa yang melewati jalan Ring Road, dekat perempatan Gejayan dan membaca kain rentang tersebut) atas peran aktifnya di dalam membantu korban gempa.”
Pembahasan secara pragmatis pada fenomena kebahasaan di kain rentang tersebut dapat dijadikan sebagai dokumentasi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan wawasan komunikasi sosial. Semoga bermanfaat.
Wiwin Erni Siti Nurlina
Peneliti, OR Arbasa, BRIN