Scroll keatas untuk lihat konten
HEADLINESNASIONAL

Potret Kebahasaan Pasca Gempa Pada Kain Rentang di Yogyakarta Sebagai Komunikasi Sosial

×

Potret Kebahasaan Pasca Gempa Pada Kain Rentang di Yogyakarta Sebagai Komunikasi Sosial

Sebarkan artikel ini
Potret Kebahasaan Pasca Gempa Pada Kain Rentang di Yogyakarta Sebagai Komunikasi Sosial
Potret Kebahasaan Pasca Gempa Pada Kain Rentang di Yogyakarta Sebagai Komunikasi Sosial

c. Tuturan Mengajak
Tindak tutur ‘mengajak’ adalah tuturan yang memiliki atau mengandung maksud untuk menberikan ajakan. Mitra wicara pada tuturan di sini ada dua, yaitu (i) masyarakat yang terkena gempa di Yogyakartaa dan sekitarnya dan (ii) masyarakat luar yang tidak terkena gempa atau pemerintah.

(10) Mari kita jaga keamanan guna membangun kota Yogya
Tuturan tersebut terjadi pada peristiwa tutur dalam situasi pasca gempa di Perempatan Korem Yogyakarta. Pewicara (Polres Yogyakarta) mengajak mitra tuturnya (masyarakat yang melewati perempatan Korem dan membaca kain rentang tersebut) untuk menjaga keamanan dan membangun Kota Yogyakarta.
(maksud tuturan: Kami ingin mengajak Anda (masyarakat yang melewati perempatan Korem dan membaca kain rentang tersebut) untuk menjaga keamanan guna membangun Kota Yogyakarta yang rusak karena gempa).

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Tuturan ajakan yang lain ialah sebagai berikut.
(11) Ayo Yogya bangkit ! (Warga Yogya)
(12) Yogya …Ayo bangkit ! (Warga Yogya)
(13) Bangkit kembali, guyub rukun, gotong royong. (Warga Jembatan Kewek)
(14) Mari kita bekerja kembali untuk berkarya yang terbaik. (DPP Golkar)
(15) Bertindak cepat untuk rakyat…Pasti!
(16) Mari bahu membahu, tolong menolong (masyarakat Janti)
(17) Bersama koperasi, kita bangkitkan kembali, ekonomi Yogya pascagempa (PKPRI)
(18) Maju bersama, pulihkan keadaan. (Masyarakat jembatan Kewek)
(19) Pulihkan Jogja kita (XL )
(20) Ayo, gotong royong tata tinata (XL Kita)
‘Ayo, gotong royong, saling menata’
(21) Aja susah kena musibah, ayo gumregah (Masyarakat Jalan Urip Sumoharjo)
‘Jangan bersusah terkena musibah, mari bangkit’
(22) Hentikan dukamu sobatku (Masyrakat Jalan Bantul Km 5)

d. Tuturan Mengharap
Tindak tutur ‘mengharap’ adalah tuturan yang memiliki atau mengandung maksud untuk memberikan harapan.
(23) Yen to saiki lagi dicobo, Allah Paring Nugroho
‘Jika lah sekarang sedang diuji, Allah memberikan anugerah’
Tuturan tersebut terjadi pada peristiwa tutur yang dipasang di jalan Adi Sucipto Km 6. Tujuannya ialah mengharap mitra tuturnya (masyarakat yang terkena gempa yang melewati jalan Adi Sucipto Km 6 dan membaca kain rentang tersebut) untuk jangan berkecil hati dengan mengatakan bahwa sekarang sedang diuji, masih ada harapan dari Allah yang akan memberikan anugerah’. Maksud ialah sebagai berikut.

“Kami ingin mengharapkan Anda (masyarakat yang melewati .. dan membaca kain rentang tersebut) untuk jangan berkecil hati dengan mengatakan bahwa sekarang sedang diuji, masih ada harapan dari Allah yang akan memberikan anugerah”.

Tuturan harapan yang lain ialah sebagai berikut.
(24) Yogya for better live, bangkitlah (ACT, Aksi Cepat Tanggap)
(26) Jogjaku bangkit, mari bergandengan tangan kita membangun bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *