OPINI,mediasulutgo.com — Menyandang julukan negeri seribu pulau, Indonesia merupakan salah satu negeri yang kaya akan berbagai sumber daya alam. Mulai dari tambang emas, gas alam, minyak bumi, tambang batu bara, rempah-rempah, hingga kekayaan bawah alam laut yang melimpah dan sebagainnya. Ada tambang emas dengan kualitas terbaik di dunia, yakni Freeport yang berlokasi di Papua.
Kemudian, gas alam terbesar di Indonesia yang berlokasi di Cepu dan Natuna. Kemudian, minyak bumi yang dikelola oleh PT Pertamina. Selain itu, Indonesia juga memiliki tambang batu bara terbesar di dunia yang berlokasi di Sumatera dan Kalimantan.
Namun, sayangnya meskipun indonesia kaya akan sumber daya alam yang melimpah hal itu tidak bisa dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia bahkan yang ada di daerah-daerah tersebut.
Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Shinta Damayanti mengungkapkan bahwa SKK Migas berhasil menemukan dua sumber gas besar atau giant discovery di tahun 2023. Kedua giant discovery sumber besar gas bumi tersebut ditemukan di laut Kalimantan Timur dan sebelah utara Sumatera. mediaindonesia. com (01/02/2024)
Shinta Damayanti juga mengatakan bahwa sampai saat ini terdapat sebanyak 128 area cekungan (basin) migas yang terdeteksi di Indonesia. Sebanyak 128 area cekungan (basin) migas terdeteksi di Indonesia. Jika dirincikan, sebanyak 20 cekungan sudah berproduksi, 8 cekungan sudah dibor namun belum berproduksi, 19 cekungan indikasi menyimpan hidrokarbon, 13 cekungan kering atau dry hole dan 68 cekungan yang belum dieksplorasi di Indonesia.
Di sisi lain, meskipun 128 area cekungan (basin) migas terdeteksi di Indonesia. Ternyata masih banyak Sumber daya migas di Indonesia yang masih belum di eksplorasi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mencatat potensi cadangan minyak dan gas bumi (migas) yang belum dieksplorasi di Indonesia bagian timur masih tinggi. Di lima wilayah yang meliputi Buton, Warin, Seram, Aru, dan Timor, potensi cadangan sumber daya alam tersebut mencapai lebih dari 9,8 miliar barel setara minyak.
Ditambah dengan pernyataan Jenderal Aspermigas, Moshe Rizal, sejatinya potensi dan cadangan migas di tanah air sangat besar, dan masih banyak yang belum tereksplorasi khusunya di laut-laut lepas, Indonesia Timur yang infrastrukturnya belum terbangun sehingga membutuhkan biaya operasi yang mahal. Dalama sistem kapitalisme, hal ini akan menjadi peluang besar bagi investor asing.
Apalagi mindset asing terhadap SDM Indonesia yang memiliki ketrampilan dan keahlian yang rendah, sehingga hal ini menjadi penghalang pengurusannya SDA dalam negeri. Akan ada 15 proyek yang akan beroperasi di tahun 2024 ini, dan salah satu terhalangnya berjalan proyek migas ini yaitu kurangnya sumber daya manusia (SDM). Dari tahun- tahun kemarin rakyat Indonesia tidak dilibatkan dalam pengelolaan SDA di Indonesia apakah tahun ini SDM Indonesia akan di libatkan? Lalu kenapa SDM Indonesia tidak dilibatkan dalam pengelolaan SDM? Apakah benar mindset asing terhadap SDM Indonesia yang memiliki keterampilan yang rendah?
Dengan model pengelolaan SDA ala kapitalisme ini membuat investor seolah memiliki kuasa atas SDA migas dalam negeri ada pada tangan investor asing yang mengakibatkan negara akan rugi besar dan masyarakatnya tidak terlibat dalam pengelolaan SDA tersebut. Sedangkan, negara hanya sebagai regulator bagi rakyat dan menjadi fasilitator bagi investor. Jadi wajar saja jika kondisi rakyat mengalami kemunduran dan tidak kunjung sejahtera, padahal Ketika dilihat SDA dalam negeri melimpah. Karena dalam kapitalisme, SDA itu hanya dikuasai oleh segelintir orang saja.
Berbeda dengan pandangan Islam hal ini merupakan salah satu kemaksiatan karena pengelolaan tidak seperti yang Allah tetapkan. Dalam islam memiliki sistem ekonomi yang khas Dimana Allah Swt. telah mempersiapkan bagi manusia SDA untuk dikelola dengan tepat agar bisa memenuhi kebutuhan Masyarakat kelak dengan layak.
Islam memiliki konsep pengelolaan kepemilikan SDA yang menjadikan sebagai miliki umum. Allah menciptakan alam semesta ini sudah menetapkan tiga kepemilikan yaitu kepemilikan umum, individu dan negara. Degan kosekuensi negara harus mengelolah SDA dengan baik tanpa campur tangan dari investor asing dan hasilnya dikembalikan kepada rakyat.
Allah SAW sudah menetapkan seluruh kekayaan di alam semesta ini termasuk kepemilikan umum diman kepemilikannya hanya boleh bagi kaum Muslim. Individu tidak boleh mengambil manfaat atau memilikinya secara pribadi. Apalagi menyerahkan kepemilikan umum kepada swasta atau asing.
Negara Islam akan menyiapkan SDM berkualitas untuk mengelola SDA yang ada, karena hasil pengelolaan akan menjadi salah satu pemasukan Baitul Mal. Namun hal itu hanya akan bisa terealisasikan dalam negara sistem islam yang akan menerapkan islam secara sempurna dalam seluruh aspek kehidupan.(**)