LIMBOTO, mediasulutgo.com – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Gorontalo Fory Naway mengatkan, Posyandu memiliki peran yang strategis dalam penangan Stunting di Desa.
“Sesuai dengan tujuan dibentuknya Posyandu yang merupakan garda utama layanan dasar Kesehatan adalah untuk percepatan penurunan angka kematian ibu dan anak, maka sasaran Posyandu bukan saja pada balita saja, tetapi juga ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas,” ujar Fory Naway.
Kegiatan yang berlangsung di Gedung serba guna Desa Sidomukti Kecamatan Mootilango, Kamis (28/10/2021), merupakan kerja sama antara TP-PKK dengan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Desa Membangun Periode II Universitas Negeri Gorontalo (UNG).
Lebih lanjut, Fory Mengatakan, pelatihan kader Posyandu ini sangat penting karena kader-kader posyandu ini adalah fasilitator. Karena itu, diirnya berharap para kader harus memahami dan menguasai data masyarakat yang membutukan bantuan.
“Berapa usia remaja disini, mana masyarakat yang sudah dlayani kebutuhan Kesehatannya, termasuk juga mana masyarakat yang sudah menerima suntikan atau program penanganan stunting juga masyarakat divaksin, kader itulah fasilitatornya,” ungkap Fory Naway.
Dia berharap, kepada seluruh para peserta mengikuti kegiatan pelatihan ini dengaan seksama sehingga dapat memahani seluruh materi yang disampaikan para narasumber sebagai bekal melaksanakan kegiatan di Desa masing-masing.
“Kepada seluruh kader Posyandu, saya berpesan agar meningkatkan koordinasi dengan seluruh pegiat pemberdayaan masyarakat dan pelaku pembangunan desa seperti guru PAUD, kader kesehatan, unit layanan Kesehatan, unit layanan pendidikan, kader PKK, Karang Taruna, tokoh masyarakat, dan berbagai kelompok masyarakat yang peduli dalam upaya pencegahan stuntinG. Tanpa sinergitas, maka kegiatan pencegahan stunting di Desa akan semakin berat dilaksanakan,”ucapnya.
Selain itu Fory Naway juga mengatakan, pogram pelatihan kader Posyandu dalam rangka Pencegahan dan Penanganan Stunting ini digelar sebagai program menyikapi segala bentuk permasalahan yang ditemui dilapangan saat melaksanakan KKN atau pengabdian kepada masyarakat.
Dalam kegiatan ini, Kata Fory Naway, dua Menteri yang berperan dalam hal KKN, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah mahasiswa, kemudin programnya Kemendes. Oleh Menteri Desa, diharapkan seluruh program KKN berbasis membangun Desa, melihat potensi Desa serta melihat berbagai permasalahn di Desa.
“Setelah dievaluasi pada program KKN, ada ada dua program yang dibuat, yakni pelatihan aparat Desa terkait kapasitas digitalisasi dan juga bagi kader Posyandu dalam rangka penurunan dan penanganan stunting. tidak boleh membuat program yang asal-asalan, program yang mengada-ngada. Sehingga kami diharapkan untuk menyikapi persoalan itu dan ternyata kami fasilitasi ada beberapa persoalan telah diwujudkan dalam program kegiatan yang telah dilaksanakan,” tuturnya. (if)