Gorontalo,Mediasulutgo.com- Langkah karir dan politik Prof. Nelson Pomalingo selalu diwarnai oleh aspek yang berdimensi lain yang terkadang di luar nalar manusia biasa.
Begitu banyak dimensi yang menjadi isyarat tersirat lainnya yang menjadi pesona Prof. Nelson yang terbaca dari dimensi yang sulit dicerna tapi menjadi kenyataan.
Dalam tradisi masyarakat Gorontalo, U Lomongopanggoba, biasanya unsur keberuntungan atau sialnya seseorang itu, selalu ada semacam “tuwoto” atau petunjuk, tidak hanya terlihat dari unsur hari seperti “Tinelo, Sa’ada atau to Lowanga, ngango lowanga dan kalisuwa, tapi juga terlihat dari “To Tanggulo”, To bondto’o, to “hurupu” dan To’upilongundtea” yang salah satunya tercermin dari tanggal lahir (Upiloduhuwa) maupun upilotimu’ata yang tercermin dari angka-angka atau numerology dalam bahasa kerennya.
Menjadi menarik, ternyata menurut penuturan sang ibunda, Hj. Nelly Tuli, Prof. Nelson memiliki nama bayi Undte “Syam” atau Sam yang berarti “membawa kebaikan” (bagi banyak orang). Dalam perspektif Islam Syam atau Sam adalah nama dari anak Nabi Nuh a.s yang terlahir setelah banjir bandang. Syam inilah yang kemudian melahirkan keturunan bangsa “semetik” di Timur Tengah yang sekarang ini menggunakan bahasa Ibrani/Hebrow, Bahasa Suryani dan Bahasa Arab. Tidak heran, jika jalan hidup Nelson selama ini, jika direfleksi seakan menggambarkan kelahiran Syam setelah Banjir Bandang. Ia tampil “naik level” setelah selamat dari terpaan badai, melalui ujian dan jalan yang berliku, diremehkan, dipandang sebelah mata, difitnah, dihujat dan sebagainya.
Selanjutnya, dari unsur numelogy, angka kelahirannya, Prof. Nelson lahir pada 24-12-1962. Dari tanggal dan tahun kelahirannya ini, menurut hitungan Lo kulupani Lo Hulondtalo, Nelson memiliki angka 2, 8 dan 9 sebagai tuwoto Lo Tinelo. Bukan sebuah kebetulan, setelah tinggal dan menetap di Desa Tinelo Telaga Biru sekarang, karir Nelson justru mulai bersinar. Juga, karirnya semakin cemerlang, karena momentumnya tampil, selalu dilingkupi oleh angka, 2, 8 dan 9. Buktinya, Nelson resmi menduduki jabatan Rektor IKIP Negeri Gorontalo pada 2 Januari 2002. Demikian juga, saat Pilkada di Kab. Gorontalo,Prof. Nelson maju dengan nomor urut 2, kemudian pemungutan suara tepat pada tanggal 15-12-2015 yang jika dijumlahkan tanggal dan tahunnya masing-masing menghasilkan angka 8. Selanjutnya, dilantik menjadi Bupati Gorontalo pada 17 -02-2016 yang jika dijumlahkan memiliki kandungan angka 8, 2 dan 9. Ia juga dilantik sebagai Bupati Gorontalo definitif yang ke-8. Pada Pilkada 2021 atau periode ke-2, Prof. Nelson dan Hendra Hemeto nomor urut 2, kemudian pemungutan suara tanggal 9-12-2021 yang jika dijumlahkan menghasilkan angka 8. Kemenangannya dikukuhkan oleh MK pada 27 Januari 2021 yang mengandung angka 9 dan dilantik pada 26 -02 yang mengandung angka 8 dan 2.
Sekarang, di perhelatan Pilgub 2024 ini, dari tanggal, bulan dan tahun pemungutan suara, yakni 27 November 2024, nampaknya dewi fortuna akan berpihak pada Prof. Nelson Pomalingo dan Kris Wartabone. Tanggal 27 jika dijumlahkan menghasilkan angka 9, bulan November melahirkan angka 11 yang jika dijumlahkan menghasilkan angka 2 dan tahun pelaksanaannya 2024 menghasilkan angka 8. Hasil Pilgub 2024 ini untuk menentukan Gubernur yang ke-9 yang pernah duduk di kursi orang nomor satu di Gorontalo, setelah Tursandi Alwi, Fadel Muhammad, Gusnar Ismail, Rusli Habibie, Zundan Fachrullah, Hamka Hendra Nur, Ismail Pakaya, Rudy Salahuddin.
Menariknya lagi, jika keseluruhan tanggal, bulan dan tahun pelaksanaan pemungutan suara dijumlahkan sekaligus, akan menghasilkan angka 6 yang merupakan angka tanggal, bulan dan tahun kelahiran Kris Wartabone yang lahir pada 12-11-1963. Tidak hanya itu saja, Mohamad Kris Wartabone sebagai cucu Pahlawan Nasional Nani Wartabone dan pelaku sejarah Hari Patriotik 23 Januari 1942, maka tanggal dan bulannya melahirkan angka 6. Bahkan angka tahun (1942), jika 1 dan 9 dijumlahkan menghasilkan angka menjadi 2042 yang angkanya merujuk pada tahun 2024. Dari perspektif ini, Pilgub Gorontalo 2024 memancarkan pesona yang terang benderang bahwa siapa yang ke Puncak Botu mulai terkuak. Wallahu A’lam Bishawab (Ali Mobiliu)