GORUT, mediasulutgo.com – Direktur Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Gerbang Emas Gorontalo Utara (Gorut) Manto Rahmola mengatakan, akan memprioritaskan dan mengoptimalkan kualitas air, kuantitas serta kontinuitas air ke seluruh pelanggan.
Selain itu kata Manto, secara perspektif rasio Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Perumda, secara kuantitas jumlah sangat cukup. Dan yang perlu di tingkatkan adalah aspek kualitas SDM itu sendiri.
“Pengalaman sudah sangat luar biasa, namun yang masih perlu di tingkatkan melalui diklat – diklat yaitu pengetahuan, mengasah skill dan attitude (sikap),” ujar Direktur Perumda Tirta Gerbang Emas Gorut Manto Rahmola, Senin (26/12/2022).
Dirinya menyampaikan, bagi Perunda yang paling membanggakan adalah
untuk penambahan jumlah pegawai.a
“Karena kalau berlebihan jumlah pegawai maka sulit bagi saya untuk membuat perusahaan menjadi baik. Dan alhamdulilah sesuai hasil evaluasi kinerja BPKP tahun 2021 terhadap jumlah pegawai dianggap cukup dan belum saatnya perusahaan menambah jumlah pegawai,” ujarnya.
“Perbaiki dulu kualitas pelayanan, perlahan kepercayaan masyarakat meningkat, sehingga jumlah pelanggan bertambah, maka secara otomatis jumlah pegawai juga akan disesuaikan dari perspektif pelayanan,” katanya.
Menurutnya, saat ini cakupan pelayanan masih rendah baru sekitar 21,27 persen. Ini menjadi target utama dan terus ditingkatkan dimasa yang akan datang.
“Penyelesaian pengaduan alhamdulillah baik, respon kami terhadap pengaduan pelanggan menganut prinsip cepat, mudah dan tepat. Karena prespektif operasi tingkat kehilangan air masih tinggi. Olehnya tugas kami bahwa tingkat kehilangan air harus turun dari presentase yang ada,” tutur Manto.
Manto menambahkan, dimana penertiban sambungan rumah sebagian belum terdaftar secara resmi. Sehingga identifikasi meter pelanggan yang tidak berjalan normal, akan dilakukan penggantian meter untuk menjamin pelayanan agar maksimal ke pelanggan.
Selain itu juga, Perumda Gorut akan membentuk tim reaksi cepat dalam mengatasi setiap pengaduan pelanggan, mengatasi kebocoran, memastikan tekanan air ke pelanggan agar tetap normal, hal ini dilakukan setiap hari.
“Kendala yang dihadapi saat ini secara teknis dibeberapa wilayah, terutama di kwandang pipa transmisi yang berasal dari intake bangunan untuk mengambil air baku menuju instalasi pengolahan air (IPA) dalam keadaan belum terbenam, dalam hal ini masih berada di permukaan tanah melewati permukaan sungai,” terangnya.
“Tugas saya insya Allah akan berupaya sekuat tenaga untuk dapat meloby anggaran ke balai sungai, agar pipa – pipa tersebut bisa dibenamkan (ditanam) dalam tanah. Ketika air sungai naik (banjir) maka pipa – pipa ini mudah hanyut, putus atau pecah, dan berakibat pada pelayanan air ke pelanggan terganggu,” tambahnya .
Tentu program ini kata Manto, akan diperjuangkan ke balai sungai, karena membutuhkan anggaran miliaran. Begitu juga dengan kondisi pipa jaringan distribusi utama (JDU) yang sudah di tengah jalan, seperti yang ada di sepanjang jalan kwandang sulit untuk mendeteksi kebocoran pipa.
“Itupun ketika ditemukan kebocoran pipa, sulit bagi kami untuk melakukan perbaikan – perbaikan. Karena harus menggali/membongkar aspal jalan, akhirnya mengganggu aktifitas umum di jalan raya. Sehingga hal ini perlu dilakukan peremajaan pipa distribusi, yang harus bekerjasama dengan instansi terkait di provinsi. Karena akan menelan anggaran yang cukup besar,” jelas Manto.
Terahir kata Manto, paling penting dan yang menjadi sasaran, bagaimana kondisi produksi air tidak terganggu, jaringan pipa dalam kondisi baik.
“Agar pelayanan air ke pelanggan lancar dengan jaminan produksi air dalam jumlah yang banyak, kualitas bersih, aman di konsumsi dan tidak ada lagi keluhan kemacetan air. Karena, jika pelayanan optimal maka dipastikan tingkat kesadaran pelanggan membayar rekening air akan meningkat pula,” tandasnya.(Srm)