BOALEMO, Mediasulutgo.com — Keputusan pemerintah daerah mengganti nama Rumah Sakit Tani Nelayan (RSTN) menjadi Rumah Sakit Clara Gobel (RSCG) menuai beragam tanggapan dari masyarakat, khususnya di media sosial. Sebagian netizen menilai langkah ini sebagai bentuk pengabaian terhadap nilai historis dan penghargaan terhadap petani dan nelayan yang selama ini menjadi simbol utama rumah sakit tersebut.
Salah satu tanggapan kritis datang dari akun Facebook milik Helmy Umar, warga Kabupaten Boalemo, yang menulis, “RSTN lenyap di pemerintahan ini arogan..? Bahwa simbol penghargaan ke jasa petani dan nelayan dalam pembangunan daerah yang dinobatkan oleh almarhum Iwan Bokings melalui diskusi panjang dan mekanisme sayembara untuk pelibatan semua komponen, akhirnya terpelanting dan tenggelam dengan kamuflase jasa seorang dokter gigi dalam pemerintahan ini. Sebuah praktek yang lazim di negara berideologi komunis yang kemudian dibalut oleh demokrasi Pancasila recehhhh…”
Postingan tersebut mendapat berbagai tanggapan dari warganet lainnya. Romin Muslim, dalam komentarnya, menyebut bahwa pergantian nama RSTN menunjukkan lemahnya manajemen pemerintah dalam mengelola aset daerah.
“Ketidakmampuan pemerintah mengelola aset daerah menunjukkan kelemahan individu maupun kelompok mereka. Mengambil jalan pintas dengan mengganti nama RSTN menunjukkan kegagalan kaderisasi massal lalu… RSTN dilepas begitu saja tanpa rasa bersalah sama sekali. Gila benar pemerintah PAHAM ini,” tulisnya.
Sementara itu, komentar lain dari akun Gilang Syawal Hunowu menyatakan bahwa pergantian nama ini bisa saja menjadi rutinitas setiap kali pemerintahan berganti. “Nama yang berjasa, tapi sedikit dibaluri dengan kekuasaan politik saat ini. Mungkin setiap ganti bupati dan era pemerintahan bisa jadi akan berganti lagi namanya. Mau nama sekeren dan sebagus apa, kalau pasien tidak ada BPJS tetap bayar,” ujarnya.
Di sisi lain, tidak sedikit pula warga yang memberikan tanggapan positif. Salah satunya datang dari akun Soewitno Kadji yang berkomentar, “Apalah arti dari sebuah nama dibandingkan dengan pelayanan yang prima. Maka apapun nama yang disematkan pada rumah sakit itu, pasti yang akan dikenal dan dikenang adalah pelayanannya. Sudahlah mempersoalkan nama, tapi persoalkanlah masalah pelayanannya, agar semua pasien cepat sembuh.”
Hingga berita ini diterbitkan, media masih berusaha menghubungi pihak pemerintah daerah untuk mendapatkan tanggapan resmi terkait alasan dan proses di balik pergantian nama RSTN menjadi RSCG. (*)