GORONTALO, mediasulutgo.com – Pengemis dengan kedok permintaan sumbangan pembangunan masjid dan pesantren serta panti asuhan, mulai marak di Kabupaten Gorontalo. Mereka berjalan kadang berkelompok, memakai seragam, dengan membawa map dan berbagai dokumen.
Para pengemis yang membawa kotak amal maupun proposal ini biasanya warga yang bisa baca tulis. Sedangkan yang buta huruf dan berpendidikan rendah, lebih banyak menjadi pengemis tradisional.
Terkait hal itu, Kepala Dinas Sosial Husain Ui saat ditemui diruang kerjanya, Jumat (18/06/21) menegaskan, jika memang sudah meresahkan, Satuan Polisi Pamong Praja (satpol PP) harus harus segera bertindak dengan melakukan penertiban
“Jadi pengemis sekarang ini bukan hanya di jalan saja tapi ada juga yang sering menggunakan kotak amal maupun proposal nah itu adalah tindakan yang ilegal. Jadi saya rasa Satpol PP harus menindakinya dengan melakukan penertiban segera,” tegas Husain.
Sejak tahun 2017, kata Husain, Dinas Sosial telah memberikan bantuan berupa tempat usaha maupun pembinaan kepada pengemis-pengemis ini. Menurutnya, dari tahun tersebut hingga saat ini data-data pengemis di Kabupaten Gorontalo tidak ada penambahan maupun penurunan.
“Kami dari Dinas Sosial itu telah berupaya memberikan pembinaan dan juga memberikan bantuan berupa tempat usaha kepada mereka, itu kami lakukan sejak tahun 2017 kemarin. tapi pengemis-pengemis ini masih tetap saja mengemis sampai dengan saat ini,” ungkapnya.
Husain berharap, pihak-pihak terkait untuk selalu melakukan penertiban terhadap para pengemis.
“Saya berharap pihak-pihak terkait untuk selalu melakukan penertiban terhadap para pengemis baik yang di jalanan, pengemis pembawa proposal maupun kotak amal,” tutupnya.(yai)
