LIMBOTO|mediasulutgo.com — Pemerintah Kabupaten Gorontalo menargetkan angka penurunan stunting sebesar 24 persen pada tahun 2025. Hal ini terungkap dalam rapat Koordinasi Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten Tahun 2025 yang berlangsung di Grand Q Hotel, Kota Gorontalo, Rabu (30/04/2025).
Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) tersebut dirangkaikan dengan pengukuhan Bupati Gorontalo, Wakil Bupati Gorontalo, bersama Direktur PDAM sebagai Orang Tua Asuh Anak Stunting.
Dalam sambutannya, Bupati Sofyan menekankan bahwa pengentasan stunting membutuhkan kerja kolaboratif lintas sektor.
Turut hadir Ketua TP PKK Kabupaten Gorontalo, para camat, kepala puskesmas, pimpinan OPD terkait, dan Asisten II Setda.
Rembuk Stunting tersebut melibatkan seluruh stakeholder, termasuk BKKBN Provinsi Gorontalo. Tujuannya untuk menyatukan program lintas OPD dalam rangka penurunan angka stunting.
Saat ini angka stunting di Kabupaten Gorontalo berada di angka 34 persen, naik dari sebelumnya 30 persen. Sejingganya pemerintah menargetkan penurunan menjadi 27 persen pada tahun 2025 dan 24 persen pada 2026.
“Kita sudah memasukkannya dalam RPJMD 2025–2026. Target kita harus dicapai bersama,” tegas Bupati Sofyan Puhi.
Ia menekankan bahwa stunting bukan hanya urusan Dinas Kesehatan, tetapi juga menjadi tanggung jawab semua pihak, utamaya Dinas Pendidikan, Pertanian, Pemberdayaan Perempuan, hingga PDAM.
“Semua OPD mengalokasikan anggaran untuk mendukung upaya penurunan stunting. Kolaborasi adalah kunci. Anggaran untuk penanganan stunting akan dinaikkan dalam RPJMD,” tambahnya.
Di samping itu, Bupati juga menyoroti bahwa penanganan stunting sangat kompleks, karena berkaitan dengan faktor gizi, sanitasi lingkungan, ekonomi keluarga, hingga kesadaran orang tua.
“Target besar kita adalah angka stunting di bawah 20 persen pada akhir periode. Ini bukan pekerjaan mudah, tapi harus kita lakukan bersama,” tutup Bupati Sofyan.(**)