GORONTALO, mediasulutgo.com — Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Paris R. A. Yusuf menilai Provinsi Gorontalo sejak dibentuk hingga sekarang banyak kemajuan. Pasalnya, persentase penduduk miskin tahun 2004 sebesar 29 persen. Angka itu, katanya terus menurun. Sebab pada Maret 2018 sebesar 16,81 persen, Maret 2019 menurun 15,52 persen dan Maret 2020 menjadi 5,22 persen.
Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo terus membaik, karena tahun 2001 sebesar 5,55 persen, tahun 2016 naik 6,52 persen, tahun 2017 sebesar 6,74 persen, tahun 2018 jadi 7,25 persen dan tahun 2019 sebesar 6.41 persen.
“Namun pada tahun 2020, perekonomian nasional mengalami resesi (slowdown) yang berdampak sampai di Gorontalo. Hingga triwulan III, turun 0,07 persen,” tutur Paris di ruang sidang saat Rapat Paripurna memperingati HUT Provinsi Gorontalo ke-20, Senin (07/12).
Dia mengatakan pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan yang dibiayai melalui APBD terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2002, menurutnya APBD Gorontalo baru sebesar Rp 150.611.986.000,-. Tahun 2020 mencapai Rp 2.006.064.139.749,51,-. Dana itu, kata dia dibagi untuk belanja publik sebesar 60,39 persen dan belanja aparatur 39,61 persen.
“Tetapi dalam perjalanannya, di bulan April menjadi Rp1,7 triliun setelah di refocussing dan direalokasi untuk penanganan covid-19. APBD tahun 202, diprediksi turun menjadi Rp 1,9 triliun yang merupakan efek dari pertumbuhan ekonomi secara nasional,” ucapnya.
Menurut Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, tantangan pembangunan tahun 2020 menjadi salah satu yang terberat sepanjang sejarah Provinsi. Pertumbuhan ekonomi, katanya melemah 0,07 persen.
“Sebab banyak anggaran yang harus direfocussing untuk pembiayaan sektor kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi akibat covid-19,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, teman teman di DPRD dan eksekutif merelakan uang makan-minum, belanja ATK, perjalanan dinas untuk dialihkan pada .penanganan covid-19.
“Selain itu, kami menegaskan penanganan covid-19 belum usai. Semua pihak harus bersama-sama memutus mata rantai penularan virus mematikan ini,” tandas Rusli.(Yus)