LIMBOTO, mediasulutgo.com —Ibarat mendaki gunung Fujiyama dan mengarungi samudera Hindia, dua sosok politisi ini berhasil menaklukan rintangan serta hambatan yg begitu demikian dahsyatnya. Akhirnya, kedua politisi yang santun ini memperoleh rekomendasi dari masing-masing Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai PPP dan DPP Partai Golkar
Itulah pasangan serasi, Nelson Pomalingo sebagai Calon Bupati (Cabup) dan Hendra Hemeto (Cawabup). Pasangan yang menjadi dambaan sekaligus sangat dinanti-nantikan rakyat Kabupaten Gorontalo (Kabgor) untuk memimpin lagi Kabgor 5 tahun ke depan.
“Kematangan dan kedewasaan politik yang dimiliki kedua politisi, membuat lawan- lawan politik mereka berguguran, ibaratnya sekuntum bunga, layu sebelum berkembang” ungkap Nasir
Upaya dan hadangan segelintir orang yang kontra-produktif dengan Prof NP untuk menggagalkan rekomdasi agar tidak jatuh ketangan NP begitu sangat derasnya. Diberangi isu-isu yang bernada propokasi dan agitasi ibarat pola panas yg menyentak dinding elementer masyarakat, yang mainkan oleh politisi- politisi avontutir
Semua itu, oleh Sang Prof NP hanya ditanggapinya dengan senyum. Seolah- olah ,permainan ini dalam presepsi NP hanyalah sebuah Sandiwara, yang diperangkan oleh komedian murahan.
“Bagi saya, rakyat adalah raja yang wajib saya layani dengan seikhlas-ikhlasnya Karena jadi Bupati, lantaran rakyatlah yang memilih saya” tandasnya sambil tertawa kecil
Sang Prof NP, memandang semua hambatan itu adalah jembatan yang akan dilewatinya menuju tujuan yang hakiki dan mendasar, membangun Kabgor demi kesejateraan rakyatnya”
Dari situlah, sangat tampak sekali Sang Prof NP, jiwanya dironai oleh potensi besar, bisa melewati berbagai rintangan bahkan konsipirasi politikpun bisa beliau singkiran dengan gaya kepemimpin pleksibolitas dan santun dan etis.
Bapak Prof NP memiliki jiwa pemaaf, yang dilandasi rasa kekeluargaan dan solidaritas yang komprehensif. Kini, kerikil- kerikil itu sudah pupus, dan tibalah saatnya membangun semangat kooporatif, bersatu dalam power politik menghadapi pesta demokrasi yang orgibalitas. (***)