Scroll keatas untuk lihat konten
HEADLINESNASIONAL

NARKOBA DITENGAH ARUS KRISIS IDENTITAS ANAK BANGSA

×

NARKOBA DITENGAH ARUS KRISIS IDENTITAS ANAK BANGSA

Sebarkan artikel ini
NARKOBA DITENGAH ARUS KRISIS IDENTITAS ANAK BANGSA
NARKOBA DITENGAH ARUS KRISIS IDENTITAS ANAK BANGSA

Fun untuk yang alasan sifatnya rekreasional. Forget untuk mengurangi atau menghilangkan rasa tidak enak atau nyeri fisik maupun psikis, seperti lagi banyak problem, cemas, depresi, atau ada nyeri fisik yang kronis karena penyakit tertentu. Function semisal supaya bisa fokus, kreatif, dan bisa bekerja.

Meski demikian, bagaimanapun, pada masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, para pekerja seni memiliki bermacam-macam alasan untuk menggunakan narkoba. Terlebih lagi dengan tidak adanya tawaran pekerjaan yang mungkin mendorong mereka untuk melupakan permasalahan yang sedang mereka hadapi.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Keyakinan bahwa penggunaan narkoba bisa menyelesaikan masalah menjadi jargon yang ‘menjerumuskan’ sehingga berujung pada penyalahgunaan narkoba. Apalagi jika lingkungan sekitar pergaulannya juga banyak pengguna, akses terhadap narkoba jadi lebih mudah.

Tidak terkecuali keberadaan media sosial yang menjadi tempat memperoleh banyak informasi keliru mengenai penggunaan narkoba tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya. Jelas sekali, dalam hal ini tidak ada single factor, sering kali karena faktor yang kompleks.

Krisis Identitas, Standar Kebahagiaan Terhempas

Tentu gurita narkoba di kalangan muda ini sangat memprihatinkan. Mereka masih muda dan memiliki banyak potensi. Andai mereka berpikir bahwa mereka mengalami tekanan hidup.

Mereka terbukti tidak mampu menjaga image karena mereka sendiri ternyata tengah mengalami krisis identitas. Akibatnya, kebahagiaan mereka tergadai dan terhempas. Kekayaan dan kesenangan hidup mereka belum cukup mengiringi jalan dalam rangka meraih standar kebahagiaan yang sejati.

Sesungguhnya, krisis identitas ini dapat teratasi ketika paham akan hakikat kehidupan. Dari mana berasal, untuk apa hidup di dunia, dan hendak ke mana setelah hidup ini berakhir? Inilah simpul dari segala simpul kehidupan. Ketika masalah melanda, ketiga simpul inilah yang semestinya menjadi jalan kembali untuk menemukan solusi hidup yang sejati.

Kehidupan manusia ada pada simpul kedua, yakni ‘untuk apa hidup di dunia?’. Simpul ini harus terjawab secara mustanir (cemerlang) dengan cara melakukan proses berpikir yang benar, mencari ma’lumat sabiqah (informasi terdahulu) yang benar, serta menjalani proses ihsanul amal (amal terbaik). Pada akhirnya akan menemukan Allah Swt di sana, bahwa rida-Nya ternyata adalah standar kebahagiaan hakiki.

Dengan demikian, terikat secara kafah (keseluruhan) dengan aturan Allah adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia dalam menjalani kehidupan. Dengan rida-Nya sebagai standar kebahagiaan hakiki, hidup akan terarah, alih-alih salah arah. Insyaallah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *