NARKOBA DITENGAH ARUS KRISIS IDENTITAS ANAK BANGSA
Oleh: Maryam Yusuf
(Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial UNG)
JAKARTA, mediasulutgo.com— Narkoba menjadi Masalah bagi semua negara, tak terkecuali Indonesia sendiri, Pada tahun 2021 jumlah kasus narkotika yang di tangani oleh BNN pada tahun 2021 sebanyak 766 kasus dan di bandingkan dengan tahun 2020 kasusnya sebanyak 833 kasus, terlihat ini kabar segar karena jumlahnya menurun. Namun di satu sisi kita tidak bisa senang karenakasusnya masih terbilang banyak apalagi kebanyakan yang terjerat kasus narkotika adalah para pemuda yang menjadi tumpuan harapan bangsa sebab merekalah yang akan jadi tongkat estafet membangun peradaban.
Pada tahun 2022 Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Gorontalo mendorong seluruh stakeholder agar bersama-sama dalam memberantas Narkoba. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala BNNP Gorontalo melalui Koordinator Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Gorontalo, Abdul Muhars Daud dalam kegiatan Rapat kerja pemberdayaan masyarakat Anti Narkoba di Lingkungan Swasta Kabupaten Gorontalo tahun 2022, di Hotel Maqna Kota Gorontalo, Kamis (12/5/2022) dilansir dari gopos id.
Faktor penyebab
Namun perlu kita sadari jika sosialisasi kepada masyarakat tidaklah cukup untuk mencegah penyebaran dan pengunaan narkotika di kalangan pemuda sebab hari ini kita tidak sedikit di organisasi ataupun BNNmelakukan sosialisasi tapi tetap saja tidak mampu menghentikan penyebaran dan pengguna narkotika, sebab itu bukanlah solusi yang fundamental guna menahan penggunaan dan penyebaran narkotika. Masalahnya disini adalah kebanyakan mereka menggunakan narkotika adalah karena strees, pergaulan bebas ditambah dukungan masyarakat yang rusak. Sehingga mendorong individu remaja menggunakan barang terlarang karena alasan ikut-ikutan.
Seperti di lansir dari halaman www.klikdokter.com bahwa stress rentah memicu konsumsi narkoba. Menurut penelitian terdapat hubungan antara tingkat stress yang kronis denan penyalah gunaan narkoba. Seperti di lansir dari www.psychologytoday.com isebutkan bahwa pengalaman di masa anak-anak seperti pelecehan seksual,bulliying, kekerasan fisik,kehidupan keluarga yang tidak harmonis dan tidak diasuh dengan baik oleh orang tua, hal itu dapat meningkatkan resiko seseorang untuk menggunakan narkoba. Karena menggunakan narkoba di anggap jalan pintas untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Banyaknya figur publik maupun kalangan pemuda yang tersangkut kasus penyalahgunaan narkoba tentu membuat masyarakat bertanya-tanya. Dokter adiksi dan peneliti di Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience Jakarta, dr. Hari Nugroho, M.Sc., menjelaskan bahwa ada berbagai alasan di balik penggunaan narkoba, termasuk 3F yakni Fun, Forget, and Function (kompas.com, 15/12/2021).