Oleh: Fitri Hadun, Aktivis Dakwah Kampus
OPINI|mediasulutgo.com — Kondisi Muslimah muda hari ini begitu membuat miris hati. Muslimah yang merupakan tonggak peradaban, melahirkan generasi yang akan melanjutkan peradaban Islam kini terasa jauh dari harapan. Bagaimana tidak, Muslimah muda selama ini dididik oleh kehidupan yang sekuler (memisahkan agama dari kehidupan) yang membawa mereka jauh dari kodrat dan fitrahnya.
Ternyata, Barat dengan ideologinya yang sekuler (meniadakan agama dalam kehidupan) telah mengarusderaskan konsep kehidupan mereka yang menjadikan kepuasan sebagai standar hidup berupa 3 F (_food, fun, and fashion_). Tidak hanya itu, prinsip-prisip hidup seperti feminisme dan kesetaraan gender, _childfree_ dan hedonisme telah diambil para Muslimah muda sebagai prinsip dalam hidup. Muslimah muda dihipnotis dengan idola Korea sehingga setiap harinya hanya berobsesi kepada idolanya.
Walhasil, potensi yang ada pada Muslimah muda harusnya mampu dikontribusikan membangun peradaban melalui lahirnya generasi yang dididik dengan pengetahuan mereka. Namun, hari ini teralihkan mengikuti gaya hidup Barat yang sejatinya adalah bentuk penjajahan.
Tidak hanya itu, gaya hidup Barat dipaksakkan diterima Muslimah muda dengan adanya sistem aturan yang liberal yakni UU TP-KS, padahal gaya hidup Barat tidak dapat memberi solusi bagi kehidupan Muslimah muda hari ini, malah menambah masalah karena bertentangan dengan fitrah seorang Muslimah. Sebagai contoh ide kesetaraan gender yang menuntut perempuan dan laki-laki sama dalam segala aspek termasuk domestik, publik, politik maupun di dalam rumah tangga. Padahal, secara fitrah perempuan dan laki-laki berbeda dari segi fisik. Sehingga tidak bisa disamakan peran mereka dalam segala aspek kehidupan.
Ditambah kampanye yang mendorong Muslimah yang memiliki rahim untuk melahirkan dan melakukan pernikahan untuk melanjutkan keturunan ditiadakan atas nama gaya hidup _childfree_. Sungguh gaya hidup yang sangat bertentangan dengan fitrah seorang Muslimah. Dan dapat dipastikan Muslimah muda terbajak potensinya dalam kehidupan sekuler.
Tentunya hal tersebut berbeda dengan Islam. Islam adalah agama yang dapat memberikan aturan dengan sempurna dan dinamis sesuai fitrah manusia. Perempuan secara fitrahnya menjadi _ummun wa rabatul bait_, sedangkan laki-laki sebagai pemimpin.
Dari pengaturan yang tepat inilah akan melahirkan peradaban yang mulia. Mengingat Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur ibadah, namun memberi aturan sebagai solusi bagi seluruh problem kehidupan manusia termasuk masalah perempuan. Tidak heran, karena Islam berasal dari Pencipta Manusia yang mengetahui segala sesuatu sehingga mampu memberikan aturan yang tepat yang mampu memuliakan perempuan.
Inilah aturan Islam yang sangat berkolerasi dengan fitrah Muslimah sebagai _ummun wa rabatul bait_ yang mampu melahirkan generasi mulia dan tangguh, yang akan dibanggakan Rasulullah SAW dunia maupun akhirat. Aamiin.[]