Scroll keatas untuk lihat konten
HEADLINESSOSIAL BUDAYASULUT

Museum Holocaust di Minahasa Antara History dan Normalisasi

×

Museum Holocaust di Minahasa Antara History dan Normalisasi

Sebarkan artikel ini
Museum Holocaust

Museum Holocaust bisa menjadi satu dari sekian pintu masuk bagi Israel di Indonesia. Lebih tepatnya masuk melalui jalur budaya, sejalan dengan kebijakan pemerintah yang tengah mengaruskan moderasi. Mengingat benda-benda museum juga dikirim dari Israel. Seperti material berupa gambar dan tulisan yang nantinya dipamerkan di Museum Holocaust Yahudi di Minahasa, Sulawesi Utara yang diidatangkan langsung dari Yerusalem.

Masalah Palestina, masalah umat yang besar. Negeri-negeri muslim harus cerdas untuk memetakan siapa sesungguhnya kawan dan lawan mereka. Jangan sampai kaum muslimin melakukan pengkhianatan terhadap saudaranya sendiri. Terlebih selama ini kaum muslimin Indonesia selalu mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam upaya memerdekakan diri dari Israel. Terjalinnya hubungan normalisasi tidak akan menyelesaikan persoalan. Karena penjajahan oleh Israel itu akar masalah konflik di Palestina.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Maka pembebasan adalah jawaban atas perlakuan Israel, bukan menormalisasi hubungan. Sungguh tidak pantas jika penguasa di negeri ini mengikuti para penguasa Arab yang memiliki tabiat buruk hubbus siyadah (cinta kekuasaan) dan meyakini Israel akan bersedia mundur dari rencana aneksasi tanah Palestina di Tepi Barat.

Pembebasan (jihad) Palestina adalah solusi untuk masalah bumi yang diberkati itu. Solusi yang sesuai syariah yang pernah diberlakukan Salahuddin al-Ayyubi pada perang Hittin pada 1187 dibawah komandonya dan berhasil menyapu bersih pasukan Salib dari Palestina. Oleh karenanya umat semestinya berupaya untuk terus berada di jalan perjuangan dan mewujudkan pelindung sejati. Umat tidak boleh terpedaya oleh penguasa-penguasa kapitalisme, umat harus tetap teguh dalam jalan Islam yang diembannya.(**)

Museum Holocaust di Minahasa Antara History dan Normalisasi

# Museum Holocaust

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *