Scroll keatas untuk lihat konten
HEADLINESSOSIAL BUDAYASULUT

Museum Holocaust di Minahasa Antara History dan Normalisasi

×

Museum Holocaust di Minahasa Antara History dan Normalisasi

Sebarkan artikel ini
Museum Holocaust

Jika demikian sejarahnya, sungguh tidak ada hubungan sedikit pun dengan Indonesia, apalagi masyarakat Minahasa. Wajar jika muncul penolakan dari berbagai kalangan atas berdirinya museum itu.

Museum Holocaust
Yati Suharyati, S.Pd (Penulis)

Setelah Deklarasi Balfour pada 1917, sebuah perjanjian yang menjanjikan negara Yahudi di tanah Palestina di bawah payung legitimasi Perjanjian Sykes-Picot, telah menjadi karpet merah warga Yahudi di Eropa untuk menduduki Palestina. Tanpa menunggu waktu mereka langsung mengumumkan secara resmi berdirinya negara Israel disana. Perjanjian itu bukannya membawa perdamaian malah menjadi titik awal konflik Palestina-Israel. Sejak saat itu Zionis Israel berani bergerak dengan leluasa merampas tanah Palestina dan membombardir rakyat Palestina. Pelanggaran kemanusiaan dilakukan terus-menerus oleh Israel dari tahun ke tahun demi menduduki Palestina dan setiap mata menyaksikan pelanggaran itu masih berlangsung hingga hari ini.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Serangan zionis Israel dan pendudukan terhadap Palestina selalu memakan korban jiwa dan luka-luka setiap tahunnya. Palestina yang tertindas menjadi pihak dengan jumlah korban lebih banyak. Total warga Palestina yang meninggal menurut data PBB akibat serangan dan pendudukan Israel periode 2008-2020 mencapai 5.733, dan luka-luka 120.444 orang. Dari 5.733, sebesar 71,67 persen adalah warga yang berada di Jalur Gaza, 17,46 persen di Deir Al-Balah, dan 10,33 persen di Tepi Barat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *