Scroll keatas untuk lihat konten
EKONOMI BISNISHEADLINESNASIONAL

Menyelamatkan Garuda

×

Menyelamatkan Garuda

Sebarkan artikel ini

Jaminan Hak Publik Hanya dalam Islam

Dalam Islam, alat transportasi yang diatur oleh negara ada untuk melayani masyarakat. Oleh karena itu, tujuan yang harus dicapai adalah melayani rakyat dengan sempurna, tanpa memandang untung rugi, apalagi memperkaya diri sendiri.

Dari sudut pandang ini, transportasi akan disajikan dalam bentuk pelayanan terbaik yaitu armada yang berkualitas, prioritas keselamatan, sumber daya manusia yang berkualitas dan harga yang terjangkau. Ini adalah layanan transportasi dari negara Islam.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Mari kita belajar pada masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Khaththab yang menawarkan posisi dana khusus dari Baitulmal pada masa pemerintahannya untuk membiayai infrastruktur. Misalnya jalan dan segala hal yang berkaitan dengan sarana dan prasarana jalan.

Pembangunan infrastruktur ini dilakukan secara mandiri, dan tidak ada dana utang yang bisa digadaikan pada kedaulatan negara. Pembangunan ini untuk memudahkan transportasi antar kabupaten di negara Islam.

Selain membangun jalan, Khalifah Umar juga menyediakan beberapa unta sebagai alat transportasi bagi masyarakat. Dia juga memberikan makanan dan minuman gratis kepada orang-orang yang bepergian ke Mekah dan Madinah.

Pada akhir Kekaisaran Ottoman, Khalifah Abdul Hamil II membangun jalur kereta api dari Damaskus di Suriah ke Madinah. Jalur kereta api Hijaz dibangun pada tahun 1900, mengurangi waktu tempuh dari lima minggu menjadi tiga hari. Khalifah juga menyumbangkan harta pribadinya sebanyak 50.000 dinar Ottoman.

Demikianlah ketika transportasi diposisikan sebagai pelayanan negara bagi rakyatnya. Rakyat pun mendapatkan layanan transportasi terbaik dengan harga terjangkau, bahkan gratis.

Ada juga orang-orangnya dapat dipercaya di antara pegawai negeri yang bertanggung jawab atas transportasi di negara Islam. Mereka tidak akan terpesona oleh harta hingga akhirnya berlaku korup. Sebab dalam negara Islam sendiri memastikan setiap individunya bukan hanya memiliki pola aqliyyah (pola pikir) Islam tetapi pola nafsiyyah (pola sikap) juga Islam sehingga terbentuklah syakhsiyyah islamiyyah (kepribadian Islam) dalam diri mereka.

Pada akhirnya, mereka akan bekerja dengan sepenuh hati bertanggung jawab karena yakin akan adanya hari penghisaban atas amanah mereka sebagai pemimpin. Sebagaimana dalam hadits Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda; “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian, Garuda bisa diselamatkan tidak hanya dengan menyuntikkan dana, tetapi juga dengan mengubah tata kelola transportas negara dari gaya kapitalis yang korup menjadi gaya Islam yang terlayani dengan baik.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *