LIMBOTO|mediasulutgo.com – Bupati Gorontalo Prof Nelson Pomalingo didampingi Ketua Tim Penggerak PKK, Prof. Fory Naway menghadiri kegiatan puncak perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, 1446 H di Masjid Al-Taqwa Desa Bongo, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo, (22/9/2024).
Terpantau tim Redaksi Humas IKP, perayaan puncak perayaan maulid Nabi Muhammad SAW, 1446 sangat meriah. Terbukti, sejak pagi hari, masyarakat setempat dan dari daerah sekitarnya sudah datang mengunjungi pusat perayaan. Arak arakan tolangga, usungan tempat kue, dibawa warga menuju masjid.
Tolangga berisi ragam kue tradisional seperti kolombengi, sukade, wapili dan sebagainya. Ada juga yang dimodifikasi dengan ditambahkan kopi kemasan dan makanan ringan. Pada bagian bawah ada toyopo, terbuat dari anyaman janur kuning, tempat menaruh nasi, ikan dan ayam yang sudah dimasak.
Momentum puncak perayaan maulid nabi Muhammad SAW adalah momentum untuk meneladani sifat kenabian beliau. Hari ini buktinya yang hadir ribuan orang bukan cuma dari Gorontalo tapi ada pula dari luar Gorontalo.
Tentu Bagi Bupati Nelson ini hal menarik bagi desa Bongo itu sendiri.
“dari tahun ketahun perayaan puncak Maulid Nabi SAW di tempat ini meriah. Hal ini menjadikan Bongo adalah pusat wisata religi di Kabupaten Gorontalo dan Gorontalo secara keseluruhan,” terang Bupati Nelson dalam sambutannya.
Ia pun menegaskan, Sejak dirinya menjadi Bupati Gorontalo kegiatan maulid Nabi SAW di desa Bongo terus didukung oleh pemerintah Kabupaten Gorontalo.
Karena itu, Nelson berharap perayaan Maulid Nabi di Desa Bongo terus dilakukan terus dan dipertahankan adat istiadatnya.
“Saya berharap perayaan maulid nabi SAW terus dilakukan dan dilestarikan adat istiadat tersebut.
perayaan maulid nabi Muhammad SAW adalah momentum untuk meneladani sifat kenabian beliau,”tandasnya.
Untuk diketahui, Tradisi Walima di Masjid At Taqwa dimulai sehari sebelumnya (Sabtu) malam dengan prosesi Dikili, yaitu dzikir yang berisi shalawat dan kisah Nabi Muhammad SAW yang dilantukan dalam bahasa daerah Gorontalo. Dikili dimulai setelah shalat Isya berjamaah hingga pagi hari.(**)