Scroll keatas untuk lihat konten
BOLMONGSOSIAL BUDAYASULUT

LBI Tolak Penabalan Gelar Adat Dari Amabom Pada Hadi Panduwinata

×

LBI Tolak Penabalan Gelar Adat Dari Amabom Pada Hadi Panduwinata

Sebarkan artikel ini

BOLMONG, Mediasulutgo.com — Pemberian gelar adat oleh Aliansi Masyarakat Bolmong(amabom) kepada Hadi Panduwinata Mendapat Penolakan dari kalangan masyarakat Bolaang Mongondow(Bolmong)

Pasalnya pemberian gelar adat  dalam bahasa Mongondow sebagai ‘ Tongganut In Ta Motompira’, artinya seorang yang menjadi inspirasi dalam mengajak dan melakukan kebaikan, di tolak oleh salah satu ormas adat Laskar Bogani Indonesia (LBI).

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Siapa dia, dan apa yang sudah dia berikan untuk daerah kita ini, sehingga dia diberikan gelar adat tersebut,” hal ini sebagaimana dikatakan Toan Tongkasi sebagai Sekertaris Jendral (sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Laskar Bogani Indonesia (LBI), Selasa (31/08).

Menurutnya, apa yang diberikan Amabom kepada Hadi Pandunata itu sah-sah saja. Yang penting tidak mengklaim atas nama seluruh masyarakat Bolaang Mongondow Raya (BMR).

“Karena setau kami dari lima daerah di Bolaang Mongondow Raya (BMR) itu baru Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang sudah ada kelembagaan adatnya.

Dan gelar adat tersebut sifatnya hanya pemberian dari sekelompok komunitas saja dan bukan atas nama masyarakat Bolaang Mongondow Raya secara keseluruhan,” ujarnya.

Sementara itu, Tokoh Pemerhati Budaya adat Bolaang Mongondow yakni Sumitro Tegela mengatakan, menyandang gelar adat itu sesuatu yang amat berat dan sakral bagi yang menerima gelar adat tersebut.

“Siapa yang memberi dan siapa yang menerima harus jelas, karena ini klaim adat dan budaya daerah setempat,” kata  Sumitro.

Lebih lanjut Sumitro menjelaskan, pemberian gelar adat kepada seseorang ini harus selektif mungkin, sebab, aturan mainnya sudah diatur dengan aturan pemerintah dimana pemberian gelar tersebut harus dari lembaga ataupun organisasi yang resmi.

” Jangan sampai pemberian gelar adat ini justru akan mencederai adat dan budaya kita sendiri,” pungkasnya.

Sementara itu, beberapa tokoh muda BMR menilai pemberian gelar tersebut aneh. Mereka menilai, Hadi Pandunata tak ada andil untuk rakyat BMR.

“Ini lucu, tiba-tiba ada gelar gelaran seperti itu,” ujar sumber yang tidak ingin namanya disebut.

Sebelumnya Hadi Panduwinata diberikan gelar adat dalam bahasa Mongondow sebagai ‘ Tongganut In Ta Motompira’, artinya seorang yang menjadi inspirasi dalam mengajak dan melakukan kebaikan.

Dimana pemberian gelar tersebut diberikan oleh Aliansi Masyarakat Adat Bolaang Mongondow Raya (Amabom), yang  berlangsung di Hotel Sutan Raja, pada bulan lalu,(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *