Scroll keatas untuk lihat konten
OPINIGORONTALOHEADLINESKAB GORONTALO

Konspirasi

×

Konspirasi

Sebarkan artikel ini
Fory naway, Ketua ICMI dan Ketua Puspaga Kab. Gorontalo
Prof. Fory Naway

Lantas, siapa yang berpotensi melakukan konspirasi?. Dalam teorinya, konspirasi berpotensi dilakukan oleh mereka “yang kalah” atau terancam kalah dalam koridor normatif, sesuai aturan main dan sebagainya. Artinya, konspirasi hanya dilakukan oleh mereka yang tidak berkemampuan dalam berkompetisi secara sehat. Akibatnya ia memilih “jalan lain” untuk menjatuhkan, mensabotase atau menghalangi lawannya dengan cara-cara yang tidak fair.

Tidak perlu jauh-jauh, dalam kehidupan bertetangga atau berteman saja, begitu banyak fenomena seorang teman atau tetangga yang berkonspirasi dengan “dukun” untuk mencelakai tetangganya atau teman dekatnya yang sukses. Ada tetangga beli televisi, ada-ada saja tetangganya yang sibuk siaran ke tetangga lainnya, ketika tetangganya beli kulkas baru, menikmati minuman dingin, eh…ada-ada saja tetangganya yang justru merasa “kepanasan. Ada tetangganya beli mobil baru, rumah baru, perabot baru dan sebagainya, ada-ada saja tetangga lainnya yang kerasukan keluar-masuk rumah dukun untuk sebuah konspirasi.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Di sinilah pentingnya pendidikan karakter itu dirasakan menjadi sangat penting. Bagaimanapun juga, kebatilan itu akan selalu dikalahkan oleh kebenaran. Cepat atau lambat, kebatilan itu akan tetap “berpulang” kepada yang si empunya. Sebagaimana ungkapan “yang darimu adalah milikmu” sehingga ia akan tetap kembali menjadi milikmu, bukan milik siapa-siapa. Sebagaimana juga, siapa yang menanam, sudah pasti dia yang akan memetik buah dan hasilnya, bukan orang lain.

Ketika kejahatan berawal dan tercetus dari darimu, maka suatu ketika akan tetap kembali kepada dirimu yang menjelma dalam bentuk yang lain. Itulah keadilan Tuhan yang paling hakiki. Perbuatan baik sekecil ‘biji zarrah” sekalipun akan dibalas dengan kebaikan dan kejahatan sekecil biji zarrah, juga akan dibalas dengan keburukan.

Oleh karena itu, fakta historis konspirasi dalam skala besar yang diungkap dalam berbagai literatur kehidupan ini, menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran berharga, bahwa dalam hidup ini, berjalan dalam koridor yang normatif, kemudian meningkatkan kompetensi keilmuan, keterampilan (skill) menjadi sangat penting menjadi rujukan agar kelak mampu berkompetisi secara sehat dalam segala aspek kehidupan. Karena kebaikan hanya diraih melalui jalan kebaikan pula. Semoga (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *