Selain itu, konspirasi juga dilakukan dengan cara-cara, modus dan gerakan yang sudah pasti “sangat rahasia” sehingga terkadang, banyak peristia konspirasi di belahan dunia manapun, selalu menjadi msiteri. Akibatnya, banyak para pemerhati sejarah sulit dalam mengambil konklusi, melainkan berdasarkan asumsi-asumsi liar yang sulit untuk dipercaya seratus persen kebenarannya
Peristiwa terbunuhnya Presiden ke-53 Amerika Serikat, Jhon F. Kennedy misalnya, oleh para sejahrawan dipandang sebagai bagian dari konspirasi yang hingga kini menjadi misteri. Kematian Lady Diana dari Kerajaan Inggris, juga disebut-sebut sebagai bagian dari konspirasi, peristiwa atau tragedi G30 S/PKI tahun 1965 di Indonesia, juga dalam pandangan para pengamat dan sejarahwan sebagai bagian dari konspirasi politik paling berdarah dalam sepanjang sejarah Indonesia.
Yang jelas, jika berbicara tentang konspirasi, tidak bisa dilepaskan dari “pemufakatan jahat” yang sudah pasti hanya karena “faktor dunia”, uang,harta dan kekuasaan menjadi “lupa diri” sehingga menghalalkan berbagai macam cara yang bahkan berada di luar nalar kemanusiaan.
Pemufakatan jahat, dalam terminologi apapun selalu dikisahkan berakhir secara tragis. Tidak pernah ada dalam sejarah, sebuah konspirasi berakhir dengan sukses dan membawa kejayaan apalagi kebahagiaan. Melainkan selalu berakhir dengan kisah pilu dan penderitaan. Mengapa?, karena konspirasi sebagai pemufakatan jahat sudah pasti melibatkan orang-rang yang juga jahat sehingga siap “menjahati” teman konspirasinya juga. Bahkan, dalam konspirasi sudah pasti akan ada yang berkhianat karena faktor ambisi dan juga keserakahan. Itu artinya, konspirasi adalah sebuah “lingkaran setan”, di sana ada yang fasik, licik, picik dan bermental pengkhianat.