Scroll keatas untuk lihat konten
HEADLINESGORONTALOKAB GORONTALO

Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tingkat Provinsi Gorontalo, Bupati Nelson: Intervensi melalui pelayanan 433 posyandu terus diperbaiki

×

Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tingkat Provinsi Gorontalo, Bupati Nelson: Intervensi melalui pelayanan 433 posyandu terus diperbaiki

Sebarkan artikel ini

Limboto Mediasulutgo.com– Posyandu Sabar Menanti Menanti I Desa Huidu Utara, Limboto Barat menjadi lokasi pelaksanaan Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tingkat Provinsi Gorontalo.Dipilihnya posyadu ini karena salah satu Posyandu terbaik di tingkat nasional. berbagai kegiatan layanan kesehatan dilaksanakan ditempat itu. Misalnya, Posyandu remaja,pelayanan ibu hamil,pelayanan bayi balita,layanan KIA Produktif,Iva Test,pelayanan kepada lansia,donor darah dan layanan kesehatan lainnya, Senin (3/6/2024).

Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tingkat Provinsi Gorontalo tersebut dihadiri langsung Pj Gubernur,Rudy Salahuddin. Turut mendampingi Bupati Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo,ketua TP-PKK Kabupaten Gorontalo,Prof. Fory Naway,Kepala dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo bersama jajarannya,pemerintah Kecamatan dan desa serta pimpinan OPD terkait dan undangan lainnya.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Mengawali sambutannya, Bupati Nelson, mengucapkan selamat datang Bapak Gubernur Provinsi Gorontalo di Kabupaten Gorontalo tepatnya di desa Huidu utara kec Limboto Barat,semoga kedepannya Bapak gubernur bukan hanya disini saja tapi bisa mengunjungi desa-desa lainnya yang tersebar di 19 Kecamatan sekabupaten Gorontalo. Ada sejumalh 191 desa dan 14 kelurahan.

Kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh dan produktif. Melalui pembangunan dibidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkat tingkat kemandirian masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatanya dan pelayanan Kesehatan dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat secara memadai.

“Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di wilayah Kabupaten Gorontalo”imbuhnya.

Bupati Nelson melaporkan, Hasil survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 Data Prevalensi stunting Kabupaten Gorontalo mengalami kenaikan menjadi 34.7 % yang sebelumnya adalah 30.8%. ini menunjukkan bahwa kerjakeras dari kita semua dibutuhkan guna pencapaian sesuai target yang sudah kitat tetapkan.

“Kabupaten Gorontalo secara Konvergensi sudah melaksanakan berbagai intervensi baik spesifik maupun sensitive namun masih perlu lebih di tingkatkan lagi dengan kolaborasi yang lebih harmonis, spesifik,dan tepat sasaran,”terang Bupati Nelson.

Lanjut Nelson,dalam surat Kementrian Dalam Negeri Nomor 400.5.3/3161/Bangda Tanggal 13 Mei 2024 bahwa perlu dilakuakan upaya Intervensi serentak pencegahan stunting. intervensi serentak Pencegahan Stunting melalui pendataan, penimbangan, pengukuran , edukasi dan intervensi bagi seluruh ibu hamil, bayi dibawah lima tahun (Balita) dan calon pengantin(catin) secara berkelanjutan yang akan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2024

Nelson juga mengatakan,Tujuan pelaksanaannya adalah mendeteksi dini masalah Gizi, memberikan edukasi pencegahan stunting kepada seluruh sasraan dan melakukan intervensi segera bagi sasraan yang memiliki masalag gizi serta meningkatan kunjungan cakupan sasaran ke posyandu

“Perlu Kami laporkan Kabupaten Gorontalo sudah membuat rencana aksi untuk intervensi pencegahan stunting pada tahun 2024. Intervensi melalui pelayanan pada 433 posyandu terus diperbaiki, konverhgensi lintas program dan lintas sector sudah dilaksanakan. Semoga dengan niat baik ini Kabupaten Gorontalo kedepan melahirkan generasi sehat ,cerdas , produktif dan berprestasi menuju Gorontalo emas 2045,”papar Nelson.

Sementara itu Pj. Gubernur Rudy menekankan 10 hal penting agar pencegahan tengkes sukses dilakukan. Ia menilai selama ini tengkes masih cenderung diobati di hilir sehingga butuh pencegahan dari hulu yang dimulai dari calon pengantin dan ibu hamil.

“Pastikan semua calon pengantin, ibu hamil dan balita terdata di Posyandu terdekat. Pastikan mereka mendapatkan pendampingan baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh kader,” harap Rudy.

menurutnya penting yakni memastikan pemberian makanan berbasis pangan lokal diterima oleh seluruh ibu hamil dan balita yang bermasalah gizi. Faktor keterampilan tenaga kesehatan dan kader serta akurasi alat ukur di semua Posyandu juga menjadi hal wajib.

“Memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi dari hasil intervensi pencegahan stunting. Dipastikan juga adanya pembiayaan intervensi serentak dan biaya rujukan kasus yang ditemukan di Posyandu ke fasilitas pelayanan kesehatan,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *