Oleh : Rumaisa Azura
OPINI,mediasulutgo.com- “Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” demikian sepenggal lirik dari lagu yang dibawakan grup band lawas Koesplus dengan tajuk Kolam susu.
Sepenggal lirik itu mengisyaratkan tanah negeri ini luar biasa subur. Sumber daya alam bahkan sumber daya manusianya melimpah. Indonesia begitu kaya dari daratan hingga lautan. Namun sungguh aneh Negeri kaya ini justru masuk dalam daftar Negara miskin di Dunia.
Menurut data worldpopulationreview.com Indonesia masuk dalam daftar 100 Negara paling miskin di dunia di ukur dari Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto per kapita masing-masing negara. Menurut Global Finance Indonesia berada di urutan ke-91 negara paling miskin di dunia pada 2022. Sementara laman World Population Review, menempatkan Indonesia di urutan ke-73 negara termiskin di dunia dengan pendapatan Nasional Bruto tercatat sebesar USD 3.870 atau sekitar Rp59 juta per kapita pada 2020. (www.merdeka.com, 30/09/2022)
Bukankah menimbulkan tandatanya kemana hasil alam yang melimpah ruah itu? Tidak cukupkah mensejahterakan masyarakat Indonesia? Tidak cukupkah menaikkan pendapatan Nasional bruto perkapita Negara ini? Jawabannya memang tidak cukup. Karena yang menikmati kekayaan alam Indonesia hanyalah segilintir orang bukan semua orang.
Si miskin yang mayoritas itu harus berjuang keras untuk menghidupi dirinya dan keluarganya tiap hari dengan pendapatan yang pas-pasan bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sementara Si Kaya yang minoritas hidup mewah bergelimangan harta, menghamburkannya tanpa berpikir bagaimana nasib si miskin.
Contohnya saja belum lama ini, sebuah kendaraan dengan merk Range Rover resmi meluncur di Indonesia melalui PT JLM Auto Indonesia dan dibanderol mulai Rp 5,9 miliar dengan status off the road. Meski mahal dan baru diluncurkan, namun stok yang tersedia di Tanah Air sudah nyaris habis. Disebabkan kendaraan tersebut hanya tersedia 50 unit di dalam negeri hingga akhir tahun sehingga kosumen sudah memesan jauh-jauh hari sebelum hari peluncuran. Hal itu yang disampaikan Direktur Pemasaran PT JLM Auto Indonesia, Irvino Edwardly saat peluncuran produk di Jakarta Selatan. (https://oto.detik.com, 27/09/2022)
Sungguh miris, di tengah banyaknya rakyat yang makin sempit hidupnya, sibuk berpikir dan mencari sesuap nasi untuk esok harinya, segelintir orang justru sibuk berlomba-lomba membeli mobil mewah. Betapa tidak adilnya kondisi tersebut. Betapa jelas terlihat ketimpangan di tengah kehidupan masyarakat antara si miskin dan si kaya. Ditambah gaya hidup individualistik dari sistem hari ini yang telah sukses mendidik dan mematikan naluri kemanusiaan orang-orang kaya. Sehingga rasa peduli dan berbagi pada diri mereka berkurang atau bahkan hilang.
Beginilah kondisi kehidupan kita hari ini semakin jauh kita dari gambaran kehidupan yang di ajarkan Islam. Islam justru menjaga agar naluri kemanusiaan tetap terjaga melalui berbagai kewajiban syariat yang telah ditetapkan, bahkan menjadikannya sebagai amal kebaikan. Sistem Islam mengajarkan kepedulian terhadapn makhluk, dan juga mengajarkan bahwa harta hanyalah sebuah titipan bukan mutlak milik pribadi, sehingga ada kewajiban berbagi dan tidak menghambur-hamburkan harta. Tentu saja pribadi-pribadi yang mengemban pemahaman ini hanya akan terwujud ketika negara menjaga umatnya terikat dengan hukum syara dan juga menerapkan syariat secara nyata dalam kehidupan. Wallahu’alam bishawab.