Scroll keatas untuk lihat konten
GORONTALOHEADLINESKAB GORONTALO

Festival Pesona Danau Limboto Tak Sekadar Momen Berskala Nasional Tapi Menguatkan Budaya Gorontalo

×

Festival Pesona Danau Limboto Tak Sekadar Momen Berskala Nasional Tapi Menguatkan Budaya Gorontalo

Sebarkan artikel ini

LIMBOTO Mediasulutgo.com– Festival Pesona Danau Limboto (FPDL) 2024 tampak semakin unik karena mengandung nilai lokalitas, kekayaan alam dan budaya Gorontalo yang orisinil. Karenanya pada jadwal pelaksanaan dari tanggal 22 hingga 24 Juni 2024, FPDL dirancang untuk mempertontonkan kearifan lokal, bagaimana masyarakat Gorontalo memperlakukan alam dan mengelolanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sajian ini tentu menjadikan FPDL tak sekadar menjadi agenda wisata berskala nasional, melainkan dirancang untuk melahirkan kecintaan setiap orang terhadap kekayaan alam dan budaya Indonesia.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Pada malam pembukaan tanggal 22 Juni 2024, event tahunan ini akan menyuguhkan pagelaran teatrikal bertema Danau Limboto, atraksi seni dan budaya Gorontalo, serta musik etnis yang menampilkan artis daerah. Dalam momen tersebut bakal disajikan atraksi yang sarat dengan nilai budaya dan mengekspos potensi sumber daya alam.

“Ini membuktikan FPDL sebagai penguat identitas dan jati diri masyarakat Gorontalo. Kami mendesain agar FPDL menjadi penguat nilai-nilai budaya Gorontalo, masyarakat semakin cinta dan peduli dengan seni dan tradisi sendiri. Salah satu fungsi festival ini adalah penguatan identitas kegorontaloan,” kata Haris S. Tome, Ketua Panitia Festival Pesona Danau Limboto yang juga Asisten III Setda Kabupaten Gorontalo, Senin (3/6/2024).

Seorang atropolog Belanda, Cornelis van Vollenhoven (8 Mei 1874 – 29 April 1933), ia memasukkan Gorontalo sebagai salah satu dari 19 daerah di Hindia Belanda yang memiliki sistem lingkaran hukum adat atau adat rechtskringen. Sistem ini menggolongkan ratusan adat dari berbagai daerah di Indonesia menjadi 19 lingkaran hukum adat atau suku bangsa.

Ke-19 daerah tersebut adalah; (1) Aceh, (2) Tanah Gayo, Alas, dan Batak, (3) Daerah Minangkabau dan Mentawai, (4) Sumatera Selatan dan Enggano, (5) Daerah Melayu, (6) Bangka dan Belitung, (7) Kalimantan, (8) Minahasa, (9) Gorontalo, (10) Daerah Toraja, (11) Sulawesi Selatan, (12) Kepulauan Ternate, (13) Maluku Ambon, (14) Irian, (15) Kepulauan Timor, (16) Bali dan Lombok, (17) Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Madura, (18) Solo dan Yogyakarta, dan (19) Jawa Barat.

Masuknya daerah ini menjadi penegas bahwa nilai-nilai Gorontalo sangat penting dalam khazanah Budaya Indonesia. Gorontalo menjadi salah satu unsur kekuatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Pembangunan budaya sangat penting, salah satunya sebagai character building, melalui Festival Pesona Danau Limboto nilai-nilai budaya Gorontalo diangkat dan dikuatkan,” ujar Haris Tome.

Tak sebatas itu, FPDL merayakan budaya Gorontalo, juga menjaga dan meneruskan nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini memungkinkan untuk mengeksplorasi kekayaan tradisi, sejarah, dan cerita-cerita nenek moyang yang membentuk dasar budaya. Sehingganya festival ini juga mendorong pelestarian adat dan tradisi Gorontalo, termasuk merevitalisasi budaya melalui penguatan.

Festival Pesona Danau Limboto yang masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) juga memiliki makna penting sebagai media pelestarian budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *