BOALEMO, mediasulutgo.com — Wisata Pantai Bolihutuo merupakan salah satu destinasi wisata di Kabupaten Boalemo yang terletak di Desa Bolihutuo, Kecamatan Botumoito.
Namun akhir-akhir ini, pengelolaan lingkungan pantai tersebut menuai sorotan dari kalangan masyarakat lokal. Pasalnya, ada banyak pengunjung dari luar lingkungan pantai tersebut membawa barang dagangan mereka, sehingga menimbulkan reaksi dari masyarakat setempat yang mencari nafkah ditempat itu.
Dalam menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Boalemo, Yakop Musa mengatakan, Pihaknya dilematis dalam menangani pengunjung yang juga menjual dagangannya ditempat tersebut.
Sehingganya, kedepan Pihak Dispar Kabupaten Boalemo akan melakukan penertiban dengan memanfaatkan seluruh gedung yang ada sebagai tempat kuliner.
“Insya Allah kedepan kita akan melakukan penertiban, tapi harus dilakukan secara bersama, dan melibatkan seluruh pihak,” Ujar Yakop.
Tak hanya itu, masalah yang juga menuai sorotan dari pengunjung Pantai Bolihutuo adalah pembiaran terhadap hewan peliharaan sapi di sekitar wisata tersebut.
Dalam hal ini, Yakop menegaskan, Untuk seluruh masyarakat pemilik dari hewan tersebut agar menjaga dan menuntun biar tidak berkeliaran dan merusak tempat itu.
“Saya tidak melarang sapi ada di situ, karena disitu banyak rumput segar, tapi harus dituntun oleh pemiliknya,” Ucapnya.
Dirinya melanjutkan, apabila mengambil tindakan untuk melakukan penyemprotan pestisida, pasti akan berdampak terhadap peliharaan masyarakat. Sehingga pihaknya tidak setuju adanya tindakan penyemprotan pestisida ditempat tersebut.
“Saya pikir ini dikembalikan ke pemilik sapi, tentunya kesadaran itu sangat penting,” Lanjutnya.
Yakop mengungkapkan, dirinya sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah kecamatan dan pemerintah desa untuk mengajak masyarakat untuk sama-sama menertibkan hewan yang berkeliaran agar tidak merusak tempat itu.
“Kita tidak ingin bertolak belakang dengan masyrakat, dengan cara ini saya pikir akan terjalin hubungan baik dengan masyarakat, karena tanpa masyarakat kita bukan siapa-siapa ditempat itu,” Ungkap Yakop.
Terakhir, Mengenai retribusi, Dirinya mengatakan, pihaknya belum terlalu membebani masyarakat agar optimal dalam melangsungkan pembayaran berupa listrik dan tempat tersebut, karena keadaan pedagang yang ada diwisata itu belum mampu meraup keuntungan yang besar yang diakibatkan oleh pandemi covid 19.
“Kita tetap berusaha agar retribusi itu tetap dibayarkan, khususnya untuk masyarakat yang sudah tinggal menetap ditempat itu dan sudah punya usaha yang cukup seperti somel kayu, karena ini juga menggunakan listrik yang ada di pantai bolihutuo, dan pasti kita akan maksimalkan retribusi ini jika pandemi akan berakhir” Pungkasnya.