Mengatasi dampak deflasi bukan hal yang mudah, namun bukan berarti mustahil. Salah satu langkah pertama yang bisa kita ambil adalah dengan terus membeli barang dan jasa sesuai kebutuhan meski harga sedang turun. Menunda pembelian karena berharap harga akan semakin murah justru memperburuk deflasi, karena permintaan menjadi semakin lemah.
Dukungan terhadap produk lokal juga sangat penting. Membeli barang buatan dalam negeri tidak hanya membantu kelangsungan produsen lokal, tetapi juga melindungi lapangan kerja. Terutama di masa deflasi, di mana para produsen tertekan oleh turunnya harga dan rendahnya permintaan, dukungan ini sangat berarti.
Selain itu, berinvestasi di sektor produktif dapat memperkuat perekonomian. Daripada menabung uang yang tidak aktif, investasi pada usaha kecil, saham, atau reksa dana akan membantu perputaran uang. Contohnya, membeli produk dari UMKM atau bahkan berinvestasi langsung pada usaha kecil menjadi cara efektif untuk merangsang perekonomian.
Tentu saja, literasi keuangan yang lebih baik di masyarakat juga sangat diperlukan. Dengan pemahaman ekonomi yang baik, masyarakat bisa menghindari perilaku yang merugikan seperti menahan uang atau belanja yang tidak efisien. Literasi ini juga akan membantu orang dalam memanfaatkan peluang investasi atau konsumsi yang bijak.
Bagaimana Pemerintah Dapat Mengatasi Dampak Deflasi?
Pemerintah memiliki peran penting dalam mengatasi deflasi, terutama dengan kebijakan yang tepat sasaran. Salah satunya adalah dengan membatalkan rencana kenaikan PPN 12% yang direncanakan pada awal tahun 2025. Kenaikan PPN akan mendorong harga barang dan jasa naik, yang justru akan mengurangi daya beli masyarakat. Dalam kondisi deflasi, menambah beban pajak hanya akan memperburuk keadaan. Sebaliknya, kenaikan upah yang tepat sasaran dapat meningkatkan daya beli, yang mendorong permintaan terhadap barang dan jasa, serta menggerakkan roda ekonomi.
Namun, kebijakan kenaikan upah yang efektif juga memerlukan peningkatan keterampilan dan kualitas pekerja. Melalui pendidikan dan pelatihan, tenaga kerja bisa lebih produktif dan kompetitif, yang tidak hanya meningkatkan daya saing, tetapi juga membantu menstabilkan harga dengan efisiensi yang lebih tinggi. Semakin terampil pekerja, semakin rendah biaya produksi, dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mempertahankan harga yang stabil meskipun ada tekanan dari pasar.
Tak kalah penting, dukungan terhadap produk lokal juga menjadi faktor kunci dalam mencegah dampak deflasi. Dengan meningkatkan kualitas produk lokal, baik dari segi kualitas maupun harga, pemerintah dapat membantu produsen lokal tetap bersaing di pasar domestik maupun internasional. Pendapatan produsen akan meningkat, dan pekerjaan pun tetap terjaga, yang selanjutnya akan memperbaiki permintaan di pasar.
Pemerintah juga dapat memperkenalkan kebijakan yang mendukung produksi dalam negeri melalui subsidi kepada produsen lokal. Subsidi ini dapat membantu menurunkan biaya produksi, sehingga harga barang tetap terjangkau meski permintaan menurun. Dengan cara ini, produsen tidak perlu memangkas tenaga kerja atau kualitas produk.
Langkah lainnya adalah mengurangi kebijakan impor dan menggencarkan ekspor. Kebijakan ini bisa membantu memperbaiki neraca perdagangan dan meningkatkan daya saing produk domestik. Ketika barang impor menjadi lebih mahal, produk lokal akan lebih diminati. Ekspor yang meningkat membuka peluang pasar internasional yang lebih luas, yang pada gilirannya membantu memperbaiki stabilitas ekonomi dalam negeri.
Namun, agar kebijakan ini berhasil, produsen lokal harus mampu bersaing, baik dalam kualitas maupun harga. Pemerintah harus mendukung sektor-sektor strategis seperti pertanian, manufaktur, dan industri kreatif agar terus berinovasi. Tanpa adanya peningkatan kualitas dan efisiensi, produk lokal mungkin sulit bersaing dengan barang impor.
Dengan kebijakan yang tepat dan implementasi yang seimbang, kita dapat mengatasi deflasi dan memulihkan perekonomian dengan lebih cepat.(**)