Jika awalnya skenario A dan B hanya dimainkan dalam tataran lokal dan dinilai gagal, maka skenario C mulai digulirkan lagi dengan skala nasional, Uya Kuya dan Media Nasional terus menghentak ruang publik.
Dari rentetan isu perempuan selingkuhan, perempuan istri Sirri, perempuan bercadar hingga manuver melapor ke Mendagri dan curhat di youtube Uya-Kuya serta media nasional lainnya saat ini, maka sudah sangat jelas terbaca, bahwa ini merupakan rangkaian gerbong yang digulirkan sejak 2018 yang kesemuanya berbasis pada fitnah dan agitasi yang coba dimainkan untuk menjungkalkan Nelson menjelang perhelatan politik 2024.
Namun rupanya perempuan Ifana sebagai “tunggangan” yang muncul di Uya Kuya dan melihat gestur tubuhnya yang sangat janggal, justru menuai kecaman dan hujatan dari ribuan netizen. Maksud hatinya ingin mencari simpati, justru ia menuai hujatan dari ribuan netizen. Kata hati ribuan netizen yang menghujat Ifana,merupakan pukulan telak bagi Ifana sendiri, sekaligus menjadi bukti bahwa “firasat nurani’ netizen sulit dibohongi.
Jika berbicara tentang aib, perempuan dan sebagainya, siapa yang menjamin kita bebas, bersih dan suci dari aib dan dosa?. Siapa yang bisa menjamin bahwa Pejabat publik atau Kepala Daerah di dunia ini tidak pernah melakukan aib dan dosa dikala ada kesempatan?. Tidak ada yang bisa memastikan dan membuktikan.
Bukti bahwa kasus Ifana ini adalah “tunggangan politik” sudah tersebar di kalangan elit politik di daerah ini. Bahkan siapa-siapa yang terlibat beserta tempat atau lokasi yang digunakan pertama kali untuk merancang dan merekayasa hingga munculnya kasus Ifana ini, sudah diketahui dan tersebar luas di kalangan elit tertentu.
Yang menjadi pertanyaan sekarang, adalah akankah Nelson lolos dari ujian politik untuk skenario C yang dimainkan ini? Apa yang menjadi kunci Nelson tetap kokoh pada serangan skenario A dan B?.
Kekuatan Nelson ada pada 3 penjuru, penjuru udara, berupa doa-doa dari yang pernah merasakan buah keringat perjuangan dan kebijakan Nelson, doa-doa dari mereka yang pernah merasakan secara langsung atau tidak langsung kebaikan tanda tangan Nelson sebagai pemimpin, doa-doa dari mereka para “kaum papa” yang pernah mendapatkan sentuhan bantuan dan uluran tangan Nelson,munajat dari mereka para anak yatim piatu, kaum dhuafa yang pernah merasakan sentuhan kemurahan hati Nelson.
Bahkan aliran pahala dari mereka yang sekadar “benci dan tidak suka’, tapi pernah merasakan kebaikan dan keikhlasan Nelson yang berujung pada pengkhianatan, juga pasti akan mengalir ke diri Nelson. Allah Maha Kuasa. Bahkan di yaumil akhir disebutkan dalam Al Qur’an tentang adanya timbangan kebaikan dan dosa. Jika saja timbangan itu dihadirkan saat ini, ada seberkas keyakinan bahwa kebaikan Nelson masih jauh lebih berat dibandingkan salah, khilaf dan dosa “manusiawi” yang disandangnya.
Kekuatan Nelson juga bersumber dari penjuru daratan. Ketika di siang hari yang penat Nelson fokus bekerja untuk rakyat, ketika di keheningan malam Nelson berpikir untuk rakyatnya, namun di saat yang sama, ada-ada saja yang menggunjingnya atau menggibahnya, maka di saat itu pulalah, pahala kebaikan mereka beralih dan mengalir deras ke sisi Nelson.
Kekuatan lainnya, keikhlasan dan kesabaran Nelson yang selalu bekerja dalam diam, kendati menghadapi fitnah dan agitasi yang dilancarkan secara masif. Nelson sangat menghayati betul Firman Allah SWT, “Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu”.
Kekuatan Nelson,juga ada di kedalaman laut dan samudera, seperti kedalaman ilmunya sebagai seorang guru besar yang akan menghempaskan sampah-sampah ke pinggiran pantai yang akan berserakan tak berguna.