Scroll keatas untuk lihat konten
HEADLINESGORONTALOOPINI

Dedikasi Prof. Nelson untuk Gorontalo, Ujian Politik dan “Sisi Manusiawi” Sang Deklarator

×

Dedikasi Prof. Nelson untuk Gorontalo, Ujian Politik dan “Sisi Manusiawi” Sang Deklarator

Sebarkan artikel ini

Sebagai sosok akademisi yang identik sebagai insan “pembelajar”, Prof. Nelson tentu  sudah belajar dan mengambil hikmah dari apa yang dialami oleh para  politisi seniornya terdahulu itu.

Siapapun yang menjadi Gubernur, Bupati bahkan Presiden sekalipun, bukanlah malaikat, melainkan seorang “manusia” yang secara kudrati memiliki segala kelebihan juga kekurangan dan kelemahan yang melingkupinya. Sebagai manusia, mereka sudah pasti punya masa lalu lembaran hidup  yang hitam dan putih, pernah khilaf dan salah yang mewarnai kehidupan mereka.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Oleh karena itu, sangat wajar jika politisi sekaliber Adhan Dambea menyebut, bahwa politisi yang memainkan isu masalah pribadi seseorang,  sebagai “pengecut”. Karena sesungguhnya politik itu adalah ranah  akal sehat, yang sejatinya menyuguhkan kompetisi yang fair tanpa menyentuh ranah urusan kehidupan pribadi seseorang.

Ketika seorang politisi menyerang politisi lainnya dengan “aib yang masuk ke dalam ranah pribadi seseorang”, maka disitulah kehancurannya berawal. Mengapa? karena  dia sendiri  tidak bisa  menjamin bahwa dirinya bebas dan bersih dari “aib serta dosa” yang memang  melekat kuat dalam diri setiap manusia.

Itulah sebabnya dalam tataran politik praktis, lahirlah 2 jenis politisi, yakni pertama,  jenis  “Politisi Lurus yang menempatkan politik sebagai wahana meraih kekuasaan dengan cara-cara yang normatif. Kedua, “Politisi Petualang” yang menempatkan politik sebagai “ansich” meraih kekuasaan dengan menghalalkan berbagai cara.

Buktinya, dalam tataran  politik Indonesia hari ini, ketika muncul seorang tokoh yang “unggul” dari aspek intelektualitas, pemikiran, kinerja dan kebijakan akan selalu dicari sisi kelemahan “kemanusiaannya” yang akan menjadi obyek bulan-bulanan oleh lawan-lawan politiknya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *