OPINI,mediasulutgo.com — Hari ini Kita telah memasuki bulan Muharam yakni bulan pertama dalam tahun hijriah. Tahun hijriah saat ini sudah memasuk tahun 1447 Hijriah. Bulan Muharam dikenal sebagai salah satu bulan suci dari empat bulan suci. Karena pada bulan Muharam diharamkannya untuk melakukan peperangan. Pada bulan Muharam juga banyak peristiwa bersejarah. Salah satu peristiwa yang paling bersejarah yakni pada bulan Muharam adalah bulan pertama hijrahnya nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dari Makkah ke madinah. Hijrah berarti berpindah dari negara kuffur menuju negara bukan kuffur.
Berkaitan dengan peristiwa hijrahnya nabi dari Makkah ke Madinah dalam mendirikan sistem pemerintahan Islam, menjadi titik refleksi untuk melihat kondisi umat muslim saat ini yang hampir sama kondisinya saat Rasulullah belum hijrah. Yang penuh dengan segala penderitaan. Saat ini kita melihat kondisi kehidupan kita hari ini sedang tidak baik-baik saja dari tahun-tahun sebelumnya. Setelah kehidupan Islam itu tiada kita mendapati hampir semua lini kehidupan mengalami permasalahan. Baik itu dalam aspek sosial, pendidikan, ekonomi, politik dsb. Tidak ada yang baik-baik saja.
Dalam aspek sosial tingkat kriminalitas semakin meningkat dilansir dari media goodstats.id bahwa Angka kriminalitas di Indonesia tergolong cukup tinggi di kawasan ASEAN. Dari data BPS tahun 2023 kemarin tercatat ada 584.991 tindakan kejahatan. Tingkat risiko kejahatan diperkirakan 214 per 100.000 penduduk. Berarti setiap 53 detik terdapat 1 kejadian kejahatan. Bayangkan setiap 53 detik terdapat 1 kejadian kejahatan. Ini menandakan Tingginya angka kasus kejahatan di negeri ini. Artinya sudah tidak ada ruang aman bagi masyarakat. Dimana saja ada kasus kejahatan. Baik itu dijalan, dirumah, dikebun, di pasar dan masih banyak lagi tempat yang kita tidak aman.
Dalam Aspek ekonomi kasus korupsi adalah yang paling sering terjadi. Parahnya yang melakukan itu para pejabat pemerintahan sendiri. Dilansir dari media sustain.id bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045 mencatat bahwa ASN dan pejabat dari lingkungan eksekutif terlibat dalam 371 kasus korupsi dari total 1.165 kasus korupsi antara tahun 2003-2022, yang berarti sekitar 38,1% dari total kasus korupsi tersebut melibatkan ASN. Adanya kasus korupsi dimana kebanyakan gaji ASN ternyata masih kurang cukup untuk biaya kebutuhan hidup sehari-hari, ditambah dengan gaya Hedon yang menjamur dikalangan ASN.
Dalam aspek pendidikan dimana biaya pendidikan yang semakin menjulang tingg sehingganya anak-anak yang kurang mampu terpaksa tidak melanjutkan pendidikan. Kebanyakan hanya berhenti saat SMA saja bahkan ada yang berhenti sekolah pada saat SD dan SMP.
Dalam perpolitikan hari ini hanyalah politik populis yakni politik yang dimana kebijakan yang diterapkan hanya mengejar angka untuk mendapatkan citra baik dihadapan masyarakat. Contohnya program MBG yang memberikan makan bergizi gratis dengan target mengejar angka penerima manfaat tapi tidak berkorelasi dengan penurunan angka stunting yang merupakan tujuan programnya. Contoh permalaha.
selain dari itu adalah permasalahan kebebasan pengelolaan tambang oleh para korporasi yang banyak menimbulkan kerusakan lingkungan. Yang terbaru ada di raja Ampat yakni penambangan nikel.
Permasalahan-permasalahan ini seharusnya menjadi muhasabah bagi kita supaya permasalahan ini tidak akan terulang kembali. Di bulan muharam ini seharusnya menjadi titik bangkit kita dalam kondisi keterpurukan yang kita alami. pertama-tama kita harus menyadari bahwa kita umat muslim adalah umat yang terbaik sebagaimana yang Allah katakan dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 110, yang menekankan bahwa umat Islam adalah umat terbaik yang diturunkan untuk manusia karena menjalankan perintah kebaikan (makruf), mencegah kemungkaran (munkar), dan beriman kepada Allah. Itulah gambaran umat yang terbaik Allah katakan. Tapi ketika kita melirik dengan kondisi hari ini sangat jauh berbeda. Apakah bisa dikatakan umat terbaik? Jawabannya tidak. Kenapa? Karena hari ini kita kaum muslimin meninggalkan sebagian dari perintahnya Allah. Sebagian perintahnya Allah dalam Al-quran tidak diterapkan. Ketika kita meninggalkan perintahnya Allah maka Allah mengatakan dalam QS Surat Taha ayat 124 yang artinya Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Allah bilang ketika kita perpaling dari perintah atau aturannya Allah maka akan ada kehidupan yang sempit. Kehidupan yang sempit bisa kita rasakan dari terpuruknya atau menderitanya umat hari ini. Apalagi kondisi umat muslim yang terjadi dipalestina sungguh sangat mengiris hati. Pembantaian dan kekejaman oleh Israel dan sekutunya tiada hentinya.
Kehidupan kita yang sempit hari ini karena kita tidak menerapkan hukum Allah melainkan kita menerapkan hukum manusia yakni kapitalis-sekuler. Yakni sistem berlandaskan asas manfaat dan sekuler berarti telah terjadi pemisahan agama dari kehidupan. Aturan Agama hanya digunakan mengatur urusan ibadah saja tapi untuk aturan urusan kehidupan agama tidak dipakai untuk mengatur. Inilah akar permasalahan yang sesungguhnya.
Untuk mengubah kondisi kita hari ini yang sedang terpuruk maka perlu kita membangkitkan umat secara totalitas sebagaimana yang rasul contohkan dulu dalam membangkitkan umat dan mengubah dari masyarakat kufur menjadi masyarakat islam. Saat itu rasul mendakwahkan Islam dimulai saat di Makkah hingga di Madinah. Saat rasul berhasil berdakwah di Madinah, rasul dan para sahabat hijrah dari Makkah ke Madinah dan berhasil menerapkan Islam secara kaffah. Dalam Al-quran agar kita bisa menjadi Khairu ummah maka kita harus meninggalkan semua pemikiran, keyakinan dan aturan yang bukan berasal dari Islam dan menggantinya dengan pemikiran, keyakinan dan aturan yang berasal dari Islam secara kaffah (keseluruhan).
Wallahu’ alam bi showab. (*)