Scroll keatas untuk lihat konten
GORONTALOHEADLINESKOTA GORONTALO

Banjir & Tanah Longsor (Kajian Studi Konservasi Hutan Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo)

×

Banjir & Tanah Longsor (Kajian Studi Konservasi Hutan Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo)

Sebarkan artikel ini

PERSPEKTIF, mediasulutgo.comAlih guna lahan dari kehutanan menjadi pertanian, perkebunan, dan pemukiman menjadikan tutupan vegetasi hutan tidak maksimal. Hal tersebut diperparah dengan penanaman perkebunan maupun pertanian secara monokultur. Dampaknya terhadap penurunan kualitas lahan serta daya serap tanaman. Yang akhirnya diperparah oleh perubahan musim yang setiap tahun terjadi. Hal ini seperti yang terjadi di pulau Kalimantan dan juga Sulawesi Utara.

Pulau Kalimantan merupakan pulau terbesar nomor satu di Indonesia. Tak mengherankan pulau ini memiliki banyak perusahaan, khususnya yang berfokus terhadap tambang. Karena selain memiliki mineral dan batu bara, pulau ini juga memiliki areal kawasan yang luas untuk diolah sebagai komoditi perkebunan, khususnya sawit.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Akibat dari laju aktifitas tersebut, kondisi hutan sebagai penyangga kehidupan khususnya masyarakat pedalaman harus dikorbankan. Dengan alasan investasi akan memberikan pekerjaan bagi warga sekitar, sehingga aturan dan kerja sama pun dilakukan. Hal tersebut merupakan satu dari banyak yang mendasari alih fungsi lahan tersebut. Dampaknya kemudian bisa kita rasakan saat ini.

Pada tanggal 12 sampai 13 Januari 2021, banjir besar menerjang wilayah kalimantan. Pemerintah memberikan asumsi bahwa banjir terebut disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi dan ekstrim akibat perubahan musim.

Selain itu, banjir dan tanah longsor juga terjadi di Provinsi Sulawesi Utara pada tanggal 16 Januari 2021. Pemerintah pun juga memberikan asumsi bahwa banjir tersebut disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan akibat perubahan musim.

Padahal disadari bahwa fungsi hutan selama ini ialah: Pertama; mempertahakan iklim dalam suatu kawasan. Kedua; Pohon juga dapat menyerap air sebagai cadangan ketika musim kemarau tiba. Ketiga; kanopi pada pohon juga berperan serta dalam meredam laju hempasan air hujan ke tanah.

Berdasarkan fungsi tersebut ketika banjir dan tanah longsor terjadi di suatu daerah maka ada perubahan fungsi dari manfaat yang penulis sebutkan. Bisa saja perubahan dari fungsi tersebut hilang satu persatu atau malah tidak ada sama sekali.

Sehingga perlu disadari, sebagai salah satu mahluk yang mendiami bumi ini, sinergitas serta polarisasi harus dijaga. Sinergitas dan polarisasi tersebut, yaitu antara manusia dan alam (hutan).

Jangan karena ingin mensejahterakan rakyat saat ini, kehidupan dimasa yang akan datang harus dikorbankan. Karena dampak nya itu bukan hanya kita yang rasakan akan tetapi anak cucu kita.

Penulis: Sabaruddin B. S. Hut., M. Hut.,
Dosen Konservasi Hutan
Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *