GORONTALO, mediasulutgo.com – Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Gorontalo, Apriyanto Rajak, menjelaskan sejumlah terobosan PMII Kota Gorontalo selama kepengurusannya. Sebab tanggal 23 Februari 2021 ini, katanya tepat satu tahun masa khidmatnya di PMII Kota Gorontalo.
“Alhamdulillah dipercayakan sebagai Ketua Cabang. Sebagai organisasi besar di Indonesia, PMII memiliki cita-cita mulia, yakni melahirkan mahasiswa yang ulul albab,” ujar Apri kepada mediasulutgo, Selasa (23/02) malam.
Apri menjelaskan saat kepengurusannya, berhadapan langsung dengan pandemi Covid-19, tapi tidak menghilangkan arah kompas gerakan PMII, tetap meneruskan tradisi pengetahuan, di antaranya;
Pertama, merespon pandemi dengan terlibat dalam organisasi masyarkat sipil (OMS) Gorontalo, yang dibentuk untuk fokus dalam memutus mata rantai corona.
Kedua, melakukan aksi di Kantor Gubernur Gorontalo terkait transparansi anggaran Covid-19 dan penanganan corona yang dinilai tidak serius.
Ketiga, melakukan aksi demonstrasi penolakan UU Cipta Kerja atau familiar omnibus law.
Keempat, menggelar Sekolah Kader Aswaja (SKA) dan agenda Kelas Menulis Esai.
Kelima, sekadar mengawal kaderisasi seperti Mapaba, PKD, Sekolah Ansos di masing-masing komisariat.
Selain itu, kata Apri ada hal yang sangat penting pada program PMII Kota Gorontalo, yaitu membuat buku, yang Insya’Allah dilaunching akhir Februari ini, karena sepanjang sejarah PMII di Gorontalo, tak ada rujukan terkait identitas dan historis gerakan PMII di level lokal Gorontalo
“Nantinya, itu akan menjadi buku perdana milik kader PMII Gorontalo, yang berjudul Antologi Pemikiran PMII, Identitas, Tradisi dan Nalar Pergerakan. Editornya Ketua PW IKA-PMII Provinsi Gorontalo, Samsi Pomalingo,” tutur Apri.
Di sisi lain PMII Cabang Kota Gorontalo, kata Apri terjadi dualisme cabang, dan PB PMII enggan melegal-formalkan masa khidmatnya.
“Kami tidak ingin terjebak pada kontra-produktif itu, tetap mengemban amanah, misi dan cita-cita untuk terus melanjutkan tradisi gerakan dan pengetahuan,” ucap Apri.
Dia berharap cita-cita organisasi mahasiswa NU ini, tidak boleh mati hanya karena legitimasi PB PMII, yang menurutnya sangat politis, apalagi menjelang Konferensi Besar (Kongres) PMII pada Maret nanti.
“Setelah ini, semoga kepengurusan PMII Kota Gorontalo tidak ada lagi dualismenya, tetap solid, dan gerakan literasi yang kami prioritaskan, ditumbuh-kembangkan lagi untuk mengasah potensi Kader Pergerakan,” kata Apri. (Yusran Laindi)