Scroll keatas untuk lihat konten
GORONTALOGORONTALO UTARAHEADLINES

Angka Stunting di Gorut Tinggi, Ridwan Yasin Tekankan Komitmen dan Kerjasama Stakeholder

×

Angka Stunting di Gorut Tinggi, Ridwan Yasin Tekankan Komitmen dan Kerjasama Stakeholder

Sebarkan artikel ini

GORUT, mediasulutgo.com – Angka stunting di Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut) masih terlihat cukup tinggi. Berdasarkan data sebaran stunting per kecamatan di Kabupaten Gorut, dari 11 kecamatan, 4 diantaranya berada pada presentase diatas rata – rata.

Sekretaris Daerah (Sekda) Gorut Ridwan Yasin, seusai menghadiri sekaligus memberikan materi pada kegiatan Workshop Penyusunan Aksi Konvergensi Stunting Kabupaten Gorut, di Hotel Grand Q Kota Gorontalo, Senin (31/05/2021), mengatakan, melihat dari data tersebut angka stunting di Gorut masih terlihat cukup tinggi, terutama di Kecamatan Sumalata Timur dengan angka 30,98 persen.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Misalnya penyebaran ditingkat kecamatan, tertinggi itu di Kecamatan Sumalata Timur. Setelah itu Anggrek, Sumalata, Tomilito, Ponkep, Atinggola, Tolinggula, Kwandang, Biau, Gentuma Raya dan terendah itu Kecamatan Monano,” ungkap Ridwan Yasin.

Sementara untuk presentase angka stunting dilihat dari data base ditingkat desa, kurang lebih ada 13 desa tingkat presentasenya terlihat cukup tinggi.

“Ad 13 desa ini fokus kita ditahun 2022. Karena kita sudah ditetapkan menjadi kabupaten lokus stunting oleh bapenas. Dan desa yang paling banyak stuntingnya itu di Kecamatan Sumalata Timur, kurang lebih 5 desa,” jelasnya.

Maka dari itu Ridwan Yasin menegaskan, dalam penyusunan aksi konvergengsi, ini dimaksudkan untuk menyatukan OPD – OPD yang terlibat didalamnya untuk bersatu padu dan berkomitmen untuk menangani masalah stunting di Gorut.

“Nah, sehingga komitmen OPD didalamnya sangat penting. Kan ada beberapa OPD, mulai dari Dikes, PU, Sosial, Ketahanan Pangan, Bappeda, KB, Perkim, Perikanan, Perdagangan, Peternakan, Pemdes, Dukcapil, termasuk Kemenag dan balai POM. Dinas – dinas ini yang akan berkolaborasi bersinergi dalam menangani stunting itu,” tambahnya.

Ridwan menambahkan, dalam menangani masalah stunting ini juga perlu dukungan dari segi anggarannya.

“Saya sudah tekankan sehingga butuh komitmen bersama, tidak bisa hanya OPD tapi termasuk camat dan desa. Itu kalau anggaran di kecamatan. Kalau anggaran ditingkat OPD itu sangat dengan mudah kami kendalikan. Mislanya saya sudah siap menganggarkan stunting dalam memenuhi kebutuhan, tapi tiba – tiba OPD sendiri yang enggan menganggarkan melarikan anggaran itu ke program lain yang dipandang juga misalnya belum prioritas, contoh perdis, makan minum ATK,” kata ketua TAPD itu.

Dirinya berharap, melalui kegiatan workshop, maka masalah stunting di Gorut dapat teratasi melalui kerjasama dari stakeholder sesuai dengan harapan pemerintah.

“Sehingga harus pendampingan mulai dari pendampingan fokus anggaran kemudian, kebutuhan seperti vitamin dan lainnya,” tandasnya.(SMS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *