Mencermati bandul politik Bolmong Raya(BMR) lebih satu dawarsa silam boleh dikata mengalami dua krisis sangat krusial, institusi dan personalitas. Kader-kader politisi dari tanah Totabuan ini sebagai representasi personalitas dari berbagai level usia dan keragaman trah(biogenetik) — atau, meminjam istilah bio-politik Giorgio Agamben dalam „Homo Sacer“ — menyiratkan bahwa krisis politik di BMR sedang di ambang senjakala kelembagaan(institusionalisasi) dan personalitas kefiguran.
Terpilihnya ADM menahkodai PG Bolmong bisa dianggap sebagai kebangkitan trah bio-politik untuk menengahi „api dalam sekam“ krisis politik yang diakibatkan oleh runtuhnya marwah politik lokal yang telah sengkarut dipimpin oleh para politisi „masa raha“ alias karbitan.
Tentu saja, untuk tak terburu-buru memvonis krisis itu sebagai endapan dan kerak dari hasil perselingkuhan bio-politik „incest“ dan „miskram, pembenahan atas institusi politik dan personalitas dari berbagai latar, level, lapisan, pengalaman dan pengetahuan dari lokus setempat, menjadi alasan(reason de‘tre) dan prasyarat yang harus diperbaharui dan diaktualkan.
Sebagaimana dikatakan oleh teori teologi politik Carl Schmitt(1888-1985) asal Jerman dan sangat memengaruhi filsafat politik Giorgio Agamben asal Itali, pada akhirnya bagamana menengahi krisis politik institusional dan personalitas(baca: ketokohan) dengan mereduksi sedemikian rupa konflik interes dan perbedaan kepentingan(existensial distiction) di bawah keniscyaan dan pergulatan keragaman(human diversity) dan kemaruk politik identitas yang diasup dengan sengaja.
Dengan kata lain, terpilihnya ADM sebagai representasi bio-politik yang telah menandai terbukanya katup kesenjangan trah institusi dan personalitas dalam sejarah politik kontemporer BMR dapat dianggap sebagai salah satu ikhtiar dalam mengaktifkan kembali secara konstruktif apa yang disebut Micheal Foucault(1926-1984) sebagai politik hasrat(political desire) yang mengalami ejakulasi dini akibat malaise kepemimpinan moral(virtue) yang tergerus bujukan Gecko: rakus itu indah dan sensual.
(Rooney)