Scroll keatas untuk lihat konten
OPINI

Aborsi dan Seks Bebas, Apakabar Aqidah Pemuda?

×

Aborsi dan Seks Bebas, Apakabar Aqidah Pemuda?

Sebarkan artikel ini
Sintia Harun

Tidak hanya itu peran orang tua dan negara ikut  memperparah kondisi generasi saat ini. Rusaknya generasi tidak terlepas dari besar kecilnya peran orang tua mendidik anak. Sebab, merekalah yang menjadi institusi pertama dalam membentuk generasi yang  berkualitas. Bila orang tua saja abai, maka bersiaplah  moral generasi tergadai. Jika pengawasan orang tua longgar, anak-anak bisa terbawa arus kerusakan. Bila orang tua lalai dalam mendidik, anak pun mudah terpengaruh lingkungan. Minimnya perhatian keluarga juga mendorong anak mencari perhatian dan kasih sayang di luar.  semenatara itu negara adalah pengatur dan pengambil kebijakan. Kehadirannya semestinya menjamin kualitas generasi. Ditopang sistem pendidikan yang membentuk karakter mulia. Sayangnya, sekularisme telah melekat erat dengan setiap individiu masyarakat. Alhasil, lahirlah masyarakat individualis. Peran negara minimalis. Negara mestinya menyaring dan mengontrol konten yang mengundang kemaksiatan. Sangat disayangkan, sekularisme justru memberi angin segar bagi pelaku industri hiburan. Instrumen hukum tak cukup mampu menghalau maraknya kasus aborsi, pelecehan seksual ataupun prostitusi. Sebab, hukum yang dijalankan pun berasas sekuler. Sistem pendidikan gagal mencetak generasi shalih dan salihah. Sistem ekonomi kapitalis juga menyumbang perilaku kriminal. Kemiskinan mendorong kriminalitas. Kriminalitas memicu kasus pelecahan dan pemerkosaan. Pada akhirnya, hukum membolehkan aborsi akibat pemerkosaan sebagaimana yang diatur dalam UU No. 36 tahun 2009.

Sementara itu  berbeda dengan Islam, dalam Islam sedari awal Islam mencegah pemerkosaan dengan menetapkan perzinaan merupakan tindak kriminal bahkan untuk mendekati zina pun sangat di larang sehingga segala sesuatu yang memicu terjadinya perzinaan akan di tutup rapat-rapat. Hal itu diwujudkan atas dasar pandangan khas Islam tentang interaksi pria dan wanita.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Tak hanya itu Islam melakukan pengawasan dalam berbagai aspek. Pertama, dalam sistem pendidikan berbasis Islam. Pendidikan merupakan poin utama dalam membangun sebuah peradaban. Pendidikan yang baik menghasilkan kualitas generasi yang baik pula. Di masa Islam berjaya, sistem pendidikan Islam sukses melahirkan generasi nan  unggul. Dengan keimanan tinggi dan keilmuan yang mumpuni. Tidak ada dikotomi antara agama dan teknologi. Selain itu, layanan pendidikan gratis dan murah menjadikan generasi berfokus pada mencari ilmu sebanyak-banyaknya.

Kedua, sistem ekonomi Islam akan memberikan jaminan pemenuhan kebutuhan dasar yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Dengan begitu, tak ada alasan berzina sebagai pilihan pekerjaan.

Ketiga, sistem sosial kehidupan Islam. Sistem ini akan mendorong masyarakat melakukan pengawasan terhadap perilaku maksiat. Masyarakat pun terbiasa melakukan amar makruf nahi mungkar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *