GORUT, mediasulutgo.com — Belakangan ini kalangan masyarakat Gorontalo Utara (Gorut) ramai memperbincangkan Ridwan Yasin, sosok Sekretaris Daerah (Sekda) yang Kontroversional.
Sepak terjangnya di dunia pemerintahan tidak hanya di Gorut saja akan tetapi dikab/kota se Provinsi Gorontalo, pro & kontro tak terelakan. Bahkan ada banyak kalangan memandangnya seolah-olah selalu dibawa kearah berpikir, berbuat, dan bertindak cepat meskipun ada juga yang memandangnya “Ugal Ugalan”.
Gorut yang selama ini kita kenal adem-ayem dengan kehadiran sosok Ridwan Yasin, menjadi hiruk-pikuk. Entah apa yang harus dinobatkan terhadap pribadi yag kontroversi ini
Dalam suatu kesempatan kami bincang-bincang tentang kondisi daerah akhir-akhir ini yang menyoroti cara kerjanya yang seolah-olah memonopoli tugas. Apa-apa Sekda… lagi-lagi sekda… Dia tersenyum & berkata sudah menjadi kewajibannya sebagai seorang ASN.
“Saya ASN dituntut untuk bekerja profesional, melindungi & mengayomi masyarakat serta memberikan pelayanan terbaik semata mata untuk masyarakat. Saya digaji untuk itu semua. Gaji yang saya terima menjadi darah-daging saya beserta keluarga. Oleh karena itu, haram hukumnya jika saya tidak bekerja keras sesuai tugas pokok dan fungsi yang saya emban dan didasarkan pada sumpah jabatan.”Ujar Ridwan.
Jika memaknai tugas Sekda ini tambah Ridwan, maka dapat dipastikan dirinya bahkan tidak bisa tidur akibat banyaknya pekerjaan yang belum dilaksanakan
“Kinerja saya saat ini belum seberapa dibanding tugas yang harus saya laksanakan. Orang-orang pada keberatan dengan saya yang sering turun lapangan, padahal belum seberapa dengan tugas pokok saya sebagai sekda. Saya lakukan hal ini semata mata tanggung jawab saya kepada daerah ini, guna membangun masyarakat dari keterpurukan apalagi dimasa pandemi Covid 19 saat ini.”Jelasnya.
“Ditambah lagi inflasi kita berada diatas rata-rata Nasional dari 0,10 Persen, maka posisi Februari 2021 Provinsi Gorontalo di 0,36 Persen. Hal ini jika kinerja kita biasa-biasa saja, maka tidak mustahil berdampak pada keterpurukan ekonomi daerah ini.”tambahnya.
Dirinya mengaku sedih ketika ingin berkinerja tinggi, malah dinilai negatif. Padahal ASN dituntut untuk selalu meningkatkn kinerjanya.
“Dalam sebuah kesempatan saya ngobrol dg teman-teman sesama sekda, saya sampaikan bahwa keliru kalau hanya selalu berada dibelakang meja. Memang tugas Sekda itu menyelenggarakan & melaksanakan tugas pemerintahan dibidang administrasi, organisasi & tata laksana serta memberikan pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah dalam hal ini sekda sebagai administrator, fasilitator & dinamisator dalam menjalankan tugasnya. Tugas-tugas ini jika dibaca saja nampaknya abstrak akan tetapi penjabarannya sangat luas bahkan diberbagai peraturan perundangan-undangan, tugas-tugas Sekda sangat strategis & semua tugas-tugas itu dapat menguras tenaga & pikiran bahkan justru semuanya Tugas Lapangan.”Bebernya
Selain melaksanakan tugas administrasi pemerintahan, pada kesempatan itu juga, dirinya menguraikan secara singkat tugas lapangan yang diembannya selama ini sebagai Sekda Gorut, diantaranya ;
1. Ketua Tim Penanggulangan Bencana Daerah.
2. Ketua Tim Pembangunan Kawasan Perdesaan
3. Ketua Tim Koordinasi Bantuan Sosial
4. Ketua Tim Koordinasi Program Penyediaan Air Minum & Sanitasi berbasis masyrakat (PAMSIMAS)
5. Ketua Tim Penanggulangan Stunting Terintegrasi.
6. Ketua Harian Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
7. Ketua Komisi Pupuk
8. Ketua Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi
9. Ketua Majelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan Dan Ganti Rugi Keuangan Daerah.
10. Ketua Tim Projek Impkementasi Unit( penyambungan jaringan air minum PDAM.
11. Ketua Tim Penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
12. Penanggungjwb Kerja Sama Daerah.
13. Penanggungjawab Pembentukan Produk Hukum Daerah
14. Penanggungjawab Aset Daerah.
15. Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah
16. Ketua Tim Penilai Kinerja
17. Pembina Kabupaten Sehat.
“Dari semua yang saya uraikan diatas, masih banyak lagi nanti akan saya rinci pada kesempatan lain jika diperlukan agar tidak menjadi polemik. Besar harapan saya untuk terus meningkatkan kinerja saya dan melaksanakan tugas ini secara maksimal, namun banyak yang mengatakan saya menopoli tugas. Sekda rasa bupatilah dan lain-lain dinobatkan kepada saya.”kata Ridwan
Ridwan mengungkapkan, dirinya perna mencoba memaksimalkn ASN sesuai tupoksi sebagai Sekda, namun lagi-lagi dia dihadapkan dengan kekuatan besar sehingga membuatnya sedikit melunak.
“Namun lagi-lagi saya terhambat dengan memaksimalkan kinerja. Banyak pula yang memandang saya rajin turun-turun lapangan. Namun perlu saya tegaskan hal ini belumlah seberapa dibanding dengan tugas-tugas tersebut yang hampir semuanya dilapangan.”ungkapnya.
“Saya sedih masih banyak diantara kita yang belum memahami betapa berat tugas ini. Ketika saya harus berada ditengah masyarakat, banyak yang keberatan. Aduh… entalah. Tapi biarkan semua akan berproses untuk memahaminya.”tutupnya.(**)