LIMBOTO, mediasulutgo.com — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gorontalo menegaskan bahwa pembongkaran fasilitas air mancur di kawasan Taman Budaya Limboto merupakan langkah strategis demi kepentingan publik, bukan tindakan tanpa arah seperti yang disampaikan mantan juru bicara pemerintahan sebelumnya, Mansir Mudeng.
Penegasan tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Pemkab Gorontalo, Safwan Bano, yang menyebut tudingan Mansir sebagai bentuk opini yang menyesatkan dan tidak berdasar.
“Air mancur itu dibongkar karena berdiri di atas badan jalan yang seharusnya menjadi jalur utama kendaraan. Banyak pengguna jalan yang harus memutar jauh. Langkah ini justru menjawab aspirasi masyarakat yang ingin fungsi jalan dikembalikan sebagaimana mestinya,” ujar Safwan, Minggu (26/10/2025).
Menurut Safwan, pembongkaran air mancur dilakukan setelah melalui kajian teknis dan konsultasi publik yang matang, bukan keputusan mendadak. Pemerintah daerah, kata dia, berkomitmen menata kembali kawasan pusat kota tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat luas.
Ia menegaskan bahwa di bawah kepemimpinan Bupati Gorontalo Sofyan Puhi dan Wakil Bupati Tonny Junus, arah pembangunan daerah diarahkan pada pembangunan yang berorientasi pada kemaslahatan umum, bukan sekadar proyek estetika.
“Pembangunan yang mengorbankan fasilitas publik bukanlah pembangunan visioner. Air mancur itu menimbulkan keresahan dan bahkan merugikan aktivitas ekonomi karena menghambat akses menuju Pasar Sentral Limboto,” tegasnya.
Safwan juga menjelaskan bahwa pembongkaran tersebut merupakan bentuk respon terhadap aspirasi masyarakat, termasuk tokoh agama dan tokoh adat, yang meminta agar fungsi jalan utama dikembalikan sesuai peruntukannya.
“Kami menindaklanjuti aspirasi berbagai pihak yang ingin mobilitas di jantung kota kembali lancar. Ini bentuk keberpihakan pemerintah terhadap kepentingan publik,” tambahnya.
Meski demikian, Safwan memastikan bahwa ikon air mancur tidak akan dihapus sepenuhnya. Pemkab Gorontalo berencana merelokasinya ke lokasi yang lebih representatif dan aman bagi pengguna jalan, sehingga tetap menjadi simbol kebanggaan masyarakat Limboto.
“Identitas Kota Limboto tetap dipertahankan. Justru dengan penataan baru, tampilannya akan lebih indah, tertib, dan tidak mengganggu aktivitas warga,” pungkasnya.(*)














