SOSIAL BUDAYAGORONTALOKAB GORONTALO

Atraksi Budaya Mopo’omalumu Warnai Pembukaan GSMS 2025, Bupati Sofyan Ingatkan Ancaman Hilangnya Identitas Generasi Muda

×

Atraksi Budaya Mopo’omalumu Warnai Pembukaan GSMS 2025, Bupati Sofyan Ingatkan Ancaman Hilangnya Identitas Generasi Muda

Sebarkan artikel ini
Atraksi budaya
Atraksi budaya

Atraksi budaya Mopo’omalumu yang dibawakan oleh dua pelajar Gorontalo sukses mencuri perhatian pada pembukaan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) 2025 yang digelar di Taman Budaya Limboto, Jumat malam (17/10/2025). Pertunjukan khas Gorontalo itu mendapatkan tepuk tangan meriah dari seluruh tamu undangan, mulai dari pejabat daerah hingga perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dari berbagai kabupaten/kota se-Provinsi Gorontalo.

Acara dibuka langsung oleh Bupati Gorontalo Sofyan Puhi, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya GSMS sebagai langkah strategis menjaga eksistensi budaya lokal di tengah derasnya arus budaya global.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Generasi muda kita makin rentan tergerus budaya luar. Tanpa penguatan identitas lokal, mereka bisa kehilangan jati diri, dan pada akhirnya, keutuhan bangsa bisa ikut terancam,” tegas Sofyan.

Bupati juga menyoroti pentingnya pelestarian 11 Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Gorontalo seperti Kolombengi, Alikusu, dan Dumalo, agar tidak berhenti sebagai dokumentasi, tetapi diwariskan secara aktif lintas generasi melalui ruang edukasi formal maupun nonformal.

Sebagai langkah konkret, Pemkab Gorontalo berencana merenovasi dua rumah adat pada 2026. Sofyan telah menugaskan Sekda bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyusun langkah strategis pelestarian budaya secara menyeluruh dan berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVII Sulutgo, Alan Ambo, menegaskan bahwa keberlangsungan budaya daerah sangat bergantung pada peran generasi muda.

“Pewarisan budaya sangat bergantung pada anak-anak sekolah. Dari merekalah seni dan tradisi bisa terus hidup dan berkembang,” ujarnya.

Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Ketua dan Wakil Ketua TP PKK, para kepala OPD, serta tokoh budaya lokal. Penampilan para pelajar melalui pertunjukan kolaboratif menunjukkan sinergi apik antara seniman profesional dan dunia pendidikan.

Program GSMS 2025 bukan sekadar wadah ekspresi seni bagi pelajar, tetapi juga momentum membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga akar budaya di tengah arus globalisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *