MANADO, mediasulutgo.com — Langit malam pada Senin, 7 Oktober 2025, akan menampilkan pemandangan yang jarang terjadi. Fenomena bulan purnama kali ini disebut sebagai salah satu yang langka karena bertepatan dengan perigee atau posisi Bulan paling dekat dengan Bumi. Kondisi ini membuat Bulan tampak lebih besar dan lebih terang dari biasanya.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), purnama tersebut termasuk dalam kategori supermoon atau purnama perigee. Dalam catatan fase-fase bulan 2025, momen itu merupakan salah satu dari sedikit purnama yang terjadi ketika jarak Bulan berada paling dekat dengan Bumi. “Bulan akan tampak sekitar 14 persen lebih besar dan hingga 30 persen lebih terang dibanding purnama biasa,” tulis BMKG dalam dokumen resminya.
Fenomena ini juga bertepatan dengan apa yang disebut para astronom sebagai Harvest Moon, yaitu purnama yang terjadi paling dekat dengan titik ekuinoks musim gugur di belahan bumi utara. Biasanya, purnama jenis ini memberikan cahaya yang lebih lama di malam hari dan menjadi penanda perubahan musim. Di beberapa negara, masyarakat masih mengaitkan Harvest Moon dengan masa panen dan tradisi budaya tertentu.
Media sains internasional Space.com menyebut purnama 7 Oktober 2025 sebagai salah satu yang paling terang dalam dekade ini karena bertepatan dengan kondisi supermoon. “Ini akan menjadi kesempatan bagus bagi pengamat langit untuk menikmati pemandangan Bulan yang luar biasa besar dan bercahaya,” tulis laman tersebut.
Secara astronomis, fenomena seperti ini tidak termasuk peristiwa langka dalam skala puluhan tahun, namun kombinasi antara supermoon dan Harvest Moon di bulan Oktober jarang terjadi dalam satu waktu yang sama. Karena itu, banyak peneliti menyebutnya sebagai momen yang spesial untuk diamati.
Warga di Indonesia diperkirakan dapat menyaksikan purnama ini mulai terbit sekitar pukul 18.00 waktu setempat hingga menjelang dini hari. Pengamat disarankan memilih lokasi yang minim polusi cahaya untuk menikmati tampilan Bulan secara maksimal. Tidak diperlukan alat khusus untuk mengamati, cukup dengan mata telanjang atau kamera ponsel.
Fenomena supermoon berikutnya baru akan terjadi beberapa bulan kemudian, namun purnama 7 Oktober 2025 diprediksi menjadi yang paling indah karena posisi Bulan benar-benar mendekati titik perigee. Jadi, pastikan tidak melewatkan kesempatan langka ini untuk menatap ke langit malam dan menikmati keindahan alam semesta.(*)