Scroll keatas untuk lihat konten
OPINIEKONOMI BISNISHEADLINES

Maraknya pengangguran massal, Islam punya solusi tuntas

×

Maraknya pengangguran massal, Islam punya solusi tuntas

Sebarkan artikel ini

Oleh: Andriyani Male

OPINI—Banyak orang ketika masih sekolah hingga mereka yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi memiliki cita-cita untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka idam-idamkan. Akan tetapi ketika mereka lulus nanti mereka tak kunjung juga mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Dikarenakan susahnya mencari pekerjaan ditengah kondisi hari ini. Hingga akhirnya mereka bekerja jadi apa saja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ada sarjana tapi ketika lulus bekerja jadi sopir, satpam, cleaning service hingga ada yang menjadi pembantu.

Dikutip dari laman rri.co.id salah seorang freshgraduate, Anisa sarimengungkapkan kekhawatirannya, beliau mengatakan bahwa dia telah mengirimkan lamaran kerja dibeberapa tempat perusahaan, namun belum ada perusahaan yang menerima beliau. Salah satu syarat utama diterima perusahaan dimana para pelamar harus memiliki pengalaman kerja. Akan tetapi para lulusan baru (freshgraduate) tidak memiliki itu. Selain itu, banyak perusahaan dan industri di Gorontalo jumlahnya hanya terbatas. Inilah yang menyebabkan para lulusan baru untuk mendapatkan pekerjaan.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Saat ini generasi sedang dihantui pengangguran massal. Dikutip dari CNBC Indonesia.com tentang angka pengangguran di Indonesia dimana data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan tren yang mencemaskan. Pada 2014, jumlah penganggur bergelar sarjana tercatat sebanyak 495.143 orang. Angka ini melonjak drastis menjadi 981.203 orang pada 2020, dan meski sempat turun menjadi 842.378 orang di 2024, jumlah tersebut tetap tergolong tinggi.

Di Gorontalo, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pengangguran terbuka di provinsi Gorontalo pada Februari 2025 sebanyak 19.817 orang sebesar 3,12 persen dari jumlah angkatan kerja (Gopos.id).

Adanya pengangguran massal ini sebenarnya menjadi alarm tersendiri buat pemerintah. Perlu adanya upaya serius untuk mengatasi masalah ini. Tapi dari tahun ke tahun justru angka pengangguran semakin bertambah. Ini menunjukan bahwasanya pemerintah abai terhadap tugasnya melayani rakyat.

Lantas, kenapa disistem hari ini banyak orang sulit untuk mendapatkan pekerjaan ditambah lapangan kerja juga yang terbatas?

Tidak lain hal ini disebabkan karena sistem ekonomi yang diterapkan hingga hari ini mengadopsi sistem ekonomi kapitalisme. Yakni ekonomi yang berputar hanya pada orang-orang kaya. Asas dari sistem tersebut adalah sekulerisme yakni pemisahan agama dari kehidupan. Artinya agama tidak dipakai untuk mengatur sistem perekonomian. Makanya hari ini banyak kita temukan para oligarki yang berbodong-bondong datang ke Indonesia untuk menguasai SDA dengan jalan investasi. Makanya kita lihat sekarang ini orang kaya tambah kaya. Orang miskin tambah miskin.

Peran negara dalam sistem kapitalisme sebagai regulator dan fasilitator bagi para korporasi. padahal kekayaan milik umum seperti halnya tambang, batu-bara, minyak bumi tidak boleh diprivatisasi. Harusnya hasilnya itu dinikmati oleh masyarakat. Haram hukumnya dalam Islam memprivatisasi SDA.

Di

sisi lain dalam sistem kapitalisme dimana industri-industri hanya mementingkan keuntungan materi semata. Maka dari itu kebanyakan para pekerja dipandang sebagai faktor produksi yang upahnya diberikan seminimal mungkin. Jika kondisi perekonomian industri tersebut tidak stabil maka langkah jitu yang diambil adalah dengan melakukan PHK. Inilah yang menyebabkan angka pengangguran meningkat.

Untuk masalah pengangguran ini ternyata Islam punya solusi tuntas dalam mengatasinya. Perlu kita ketahui bahwa Islam bukan hanya sekedar mengatur perkara akidah, ibadah, akhlak, dan juga dirinya sendiri. Tapi juga mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya. Misalnya dalam perkara ekonomi, hukum, pergaulan, politik dsb.

Untuk mengatasi pengangguran maka langkah-langkah yang ditempuh oleh negara yaitu :

Pertama, diperbaiki dulu sistem pendidikannya. Sistem yang diterapkan asanya berbasis akidah Islam. Untuk membentuk kepribadian Islam. Juga pendidikan yang diberikan negara harus diberikan secara gratis dan berkualitas.  Nantinya akan mencetak generasi selain berkepribadian Islam juga memiliki soft skill dan hard skill juga kemampuan untuk menyediakan lapangan kerja.

Kedua, Islam memastikan betul setiap kepala keluarga mendapatkan pekerjaan yang layak. Maka negara dalam Islam wajib untuk membuka pekerjaan selebar mungkin. Khususnya bagi para pencari nafkah yakni para bapak atau suami.

Ketiga, Islam melarang pengelolaan dan privatisasi SDA oleh segelintir orang maupun bagi para pemilik modal. Nantinya ketika aturan Islam diterapkan maka kekayaan SDA yang melimpah ini akan dikelola dengan sebaik-baiknya dan hasilnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Karna pemimpin dalam Islam adalah sebagai pengurus umat yang sadar kelak kepemimpinannnya akan Allah mintai pertanggungjawaban.

Keempat, dalam sistem Islam akan memastikan bahwa tidak ada syarat diterimanya para pekerja yakni dilihat dari segi fisik, usia dan berpenampilan menarik. Tetapi fokus pada skill. Selain itu, Islam mengatur pemberian upah yang wajar bagi para pekerja.

Tidak hanya itu yang paling penting negara akan menjamin setiap warganya terpenuhi kebutuhan asasi dimulai dari pangan, sandang dan papan. Juga menjamin kesehatan dan pendidikan gratis. Keamanan warga negara juga akan dijamin. Hal ini menjadikan para pencari nafkah tidak akan terlalu terbebani justru akan terbantukan dengan fasilitas yang diberikan negara.

Semua solusi ini hanya akan terwujud dalam sebuah negara yang menerapkan seluruh aturan Islam sebagaimana dulu aturan tersebut pernah diterapkan. Hanya dengan sistem islamlah, pengangguran akan teratasi dan terjamin kesejahteraannya.(**)

Wallahu alam bishowab

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *