JAKARTA, mediasulutgo.com — Kabar duka kembali merundung insan Pers Indonesia. Dikabarkan, pahlawan pers sejati, Jacob Oetama tutup usia pada umur 89 tahun. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Jakarta, pada rabu (09/09/2020) kemarin.
Ungkapan belasungkawa terus berdatangan, mulai dari sahabat dan rekan seperjuangan. Bahkan ungkapan belasungkawa juga diutarakan oleh Ketua Dewan Pers Indonesia Hence Mandagi. Dimatanya sendiri, almarhum merupakan pahlawan pers sejati yang telah berperan aktif dalam dunia pers Indonesia. Bahkan dikatakan, almarhum adalah orang yang merancang Undang-undang Nomor 40, Tahun 1999.
“Indonesia telah kehilangan sosok pahlawan pers sejati. Sepanjang hidupnya almarhum mendedikasikan diri untuk terus berupaya membangun kualitas hidup pers nasional, termasuk turut merancang lahirnya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, dan itu patut kita hargai dan lanjutkan perjuangannya,” ungkap Mandagi melalui press release yang dikirim ke redaksi, Kamis (10/9/2020).
Almarhum dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Utama Nasional Kalibata, Jakarta Selatan dengan menggunakan tatacara pemakaman secara kenegaraan dan dipimpin langsung oleh Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Muhammad Jusuf Kalla.
Berdasarkan informasi, almarhum yang juga merupakan pendiri Kompas Gramedia, diserahkan pihak keluarga melalui proses yang sudah diatur kepada negara dan dipimpin langsung oleh Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo digedung Kompas Gramedia, Palmerah Jakarta Selatan.
Diketahui, almarhum merupakan putra pertama dari 13 bersaudara kelahiran 27 september 1931. Almarhum merupakan anak dari pasangan Raymundus J.S Brotosoesiswa dan Martaretha Kartonah. Bahkan ia juga merupakan alumni dari Universitas Gajah Mada (UGM).
Selain itu, ia juga merupakan orang yang mendirikan harian Kompas pada 1965, bahkan dikatakan hal itu menjadikan media koran harian terabadi dalam sejarah pers Indonesia modern paska proklamasi.
Dari hasil pernikahannya, diperoleh dua orang anak, yakni Lilik Oetama dan Irwan Oetama. pencapaian almarhum juga sangat banyak, ia juga pernah menjadi anggota MPR RI pada tahun 1973 dan meraih penghargaan Mahaputra Utama dari Pemerintah Indonesia. Bahkan ia juga memperoleh Doktor HC dibidang publisistik dan komunikasi UGM.
Tidak berhenti sampai disitu, beliau juga merupakan penulis yang mumpuni. Dibuktikan dengan banyaknya buku yang ia tulis mendunia, diantranya “Rethinkingo Of Being Indonesia” dan biografi “Syukur Tiada Akhir”. (Iyal)