Trenggalek Mediasulutgo.com – Dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APAKSI), ke-24, Bupati Gorontalo, Prof. Nelson Pomalingo menyampaikan berbagai kebijakan inovatif dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gorontalo berfokus pada ekonomi hijau Pembangunan rendah Karbon, Sabtu (8/6/2024).
Acara berlangsung di Kabupaten Trenggalek ini menjadi ajang penting bagi pemerintah daerah untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam mendorong pembangunan berkelanjutan.
Dalam paparan awalnya, Bupati Nelson mengatakan, sejak awal menjadi bupati dirinya di uji dengan banjir.
“dari 19 Kecamatan, 16 Kecamatan banjir sehingga kerugian negara kurang lebih 500 Miliar, Apa gunanya kita membangun kemudian kerugiannya lebih besar”papar Bupati Nelson.
Tidak hanya soal banjir, Bupati ahli lingkungan ini pun menjelaskan tetang kekeringan yang terjadi. Ia mengatakan, tahun 2019, kekeringan yang terjadi sekitar 4 bulan. tapi di tahun 2023 kemarin, kekeringan yang terjadi selama 9 bulan.
Karena itu, berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi perubahan Iklim.pertama, dunia sudah memperhatikan perubahan iklim, kemudian di nasional juga sudah ada RPJMN terkait dengan itu. tinggal sekarang bagaimana dengan daerah masing-masing.
“Khusus di Kabupaten Gorontalo, kita sudah mengukur gas karbon. dan itu dibantu melalui lingkar temu Kabupaten Lestari ( LTKL), melalui BAPENAS, dan beberapa perguruan tinggi.seperti, IPB, dan ITB” Ungkapnya.
Selanjutnya, bicara regulasi, kami membuat regulasi fungsi Kawasan. Tapi yang membuat beda bagi saya ada Kawasan hutan terbatas, saya naikkan menjadi hutan raya.
“jadi, kalau di Bogor hanya 500 Hektar, di tempat kami 6.200 Hektar hutan raya. Ini untuk apa, agar supaya ada tempat rekreasi, tempat edukasi, ada juga tempat pariwisata, bahkan juga mendapatkan kebutuhan-kebutuhan yang ada disana.” Ungkap Prof. Nelson.
berbagai aturan yang diterapkan di Kabupaten Gorontalo. Salah satu kebijakan yang dibahas adalah penggunaan bahan kayu untuk bagian atas rumah, karena bagian ini saja memerlukan sekitar 3000 meter kubik kayu setiap tahun. Selain itu, beliau juga membahas penggunaan mobil listrik dan pentingnya partisipasi masyarakat.
“Kita dorong LSM, ASN, dan masyarakat untuk terlibat dalam berbagai kegiatan berkaitan dengan lingkungan, seperti pengurangan sampah dan program kampung bersih yang diadakan setiap Jumat,” tandas Nelson.
Selain itu, Nelson menyebutkan anggaran untuk lingkungan
10 persen. dialokasikan guna mengimplementasikan program API.
“Kami menganggarkan 10 persen dari dana, juga kebijakan 10 persen anggaran dana desa atau ABPDes untuk lingkungan,” tutup Bupati Nelson..