Scroll keatas untuk lihat konten
HEADLINESOPINI

Rapuhnya Ikatan Pernikahan, Akibat Maraknya Perselingkuhan

×

Rapuhnya Ikatan Pernikahan, Akibat Maraknya Perselingkuhan

Sebarkan artikel ini

Oleh : Wita ahmad (Aktivis Muslimah)

OPINI, mediasulutgo.com, Dalam hubungan asmara yakni pernikahan, kasus perselingkuhan menjadi bahan perbincangan yang sensitif, baik dalam negeri maupun luar negeri. Sebab perselingkuhan itu sendiri tidak hanya didominasi oleh para pria, tetapi juga wanita di segala lapisan dan golongan, bahkan tidak memandang usia. Berdasarkan data survey tahun 2023 yang dilaporkan oleh World Population Review dilansir dari pikiranrakyat.com Indonesia menjadi Negara ke-4 di Dunia dengan kasus perselingkuhan terbanyak. Dalam tingkat Asia, Indonesia menjadi negara ke-2 di Asia yang terbanyak terjadi kasus perselingkuhan berdasarkan hasil survei aplikasi Just Dating (aplikasi pencari teman kencan). Dalam survei aplikasi just dating juga ditemukan fakta bahwa perempuan di Indonesia lebih banyak melakukan selingkuh ketimbang laki-laki.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Perselingkuhan adalah salah satu penyebab terjadinya perceraian. Ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar. Fenomena angka perceraian yang terus naik diakibatkan karena perselingkuhan turut terjadi di wilayah di Provinsi Gorontalo. Misalnya wilayah Bone Bolango tahun 2021 ada 370 kasus perceraian, namun meningkat menjadi 450 kasus di tahun 2022.

Alasan Perselingkuhan

Berdasarkan laporan dari World Population Review, ada beberapa alasan mengapa orang berselingkuh diantaranya; ketidakpuasan dalam hubungan lalu mencari kepuasan diluar hubungan maka memicu adanya kecenderungan pasangan untuk mengabaikan kebutuhan emosional atau fisik, kesenangan karena mencari kegembiraan atau sensasi baru yang tidak mereka dapatkan di dalam hubungan, masalah dalam diri sendiri seperti ketidakmampuan untuk mengendalikan keinginan atau dorongan seksual, kurangnya komitmen sehingga merasa bahwa mereka dapat dengan mudah mencari pengganti  dan adanya masalah dalam hubungan seperti adanya ketidaksetiaan atau pengkhianatan sebelumnya, ketidakcocokan dalam kebutuhan atau preferensi, atau perbedaan nilai yang signifikan.

Perselingkuhan ini pun akan memberikan dampak negatif bagi mereka yang mengalami perselingkuhan dan juga bagi anak. Timbulnya masalah kesehatan, baik mental maupun psikis, menimbulkan jiwa pemberontak bagi anak, depresi atau stress dll.

Kunci Masalah

Maraknya perselingkuhan bukti rapuhnya ikatan pernikahan dan bangunan keluarga. Memang benar banyak penyebab, namun kalau melihat dari alasan-alasan mengapa orang berselingkuh, diluar apakah alasan itu bisa dibenarkan atau tidak, tak bisa dipungkiri bahwa faktor ketertarikan secara fisik dan mencari kesenangan adalah hal yang dominan. Dan kondisi ini merupakan hal yang wajar dalam sistem kehidupan hari ini yakni sistem sekuler kapitalis dimana manfaat dan kesenangan jasmani menjadi tujuan hidup tak terkecuali dalam pernikahan. Inipun didorong rapuhnya akidah dari individu yang bersangkutan sehingga tak bisa membedakan mana yang benar dan salah, lebih cenderung mengikuti hawa nafsu dalam bertingkah laku. Maka selingkuh dianggap sebagai salah satu solusi persoalan.

Juga maraknya perselingkuhan didukung berbagai kondisi hari ini akibat memakai aturan yang berasal dari akal manusia yang terbatas dan lemah yakni ketidakjelasan aturan yang memberikan kebebasan kepada tiap individu untuk melakukan sesuatu, bebasnya sistem sosial/tata pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Selain itu juga, inipun bisa diakibatkan adanya sistem pendidikan yang rusak hanya berorientasi pada materi, mencetak SDM berintelektual tinggi, tetapi minim ilmu agama. Ketika sebuah pernikahan yang tak dilandasi oleh agama maka dengan mudahnya melontarkan kata-kata yang tak baik kepada suami atau istri, dengan menstandarisasi kebahagian keluarga dengan punya harta yang banyak.

Kunci masalah ini sejatinya terletak pada penerapan sistem kehidupan hari ini yang berlandaskan pada akal manusia, yakni sekuler kapitalisme yang memberikan kebebasan berperilaku pada setiap manusia sehingga memudahkan perselingkuham. Agama hanya dipakai ketika beribadah saja, ketika berhubungan dengan orang lain menggunakan aturan manusia. Padahal manusia punya akal yang terbatas, nafsu yang tak terbendung ketika tidak di atur berdasarkan aturan sang Pencipta akal itu sendiri. Sistem ini pun melahirkan paham materialisme yang standar bahagianya hanya berpangku pada kepuasan materi saja.

Butuh Solusi Jitu

            Dalam Islam pernikahan merupakan mitsaqan ghalizhan (ikatan yang kuat atau perjanjian yang agung), sebagaimana Allah sampaikan dalam QS An-Nisa: 21.

“Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu.”

Hal ini mendorong setiap pasangan untuk berupaya menjaga keutuhan rumah tangganya semaksimal mungkin. Ini karena akad ini disaksikan pula oleh keluarga, karib kerabat, bahkan yang utama dilakukan di hadapan Allah Swt. yang kelak akan meminta pertanggungjawaban atas hal ini. Tujuan pernikahan bukan hanya untuk meraih kesenangan semata, namun ada tujuan  mulia lainnya yang  harus dijaga agar kehidupan masyarakat tetap dalam kemuliaan dan kesucian.

Islam juga memberikan cara bagaimana merawat ikatan pernikahan agar tidak mudah rapuh, yakni fondasi pernikahan haruslah akidah Islam, bukan manfaat atau kepentingan belaka, maka ketika terjadi sesuatu dalam rumah tangga tersebut semua dikembalikan pada Islam semata, halal/haram dijandikan landasar berbuat bukan hawa nafsu, punya visi misi yang sama antara suami dan istri, memahami secara benar fungsi dan kedudukan masing-masing dalam keluarga dan menjalankannya sesuai tuntunan Allah dan rasul-Nya, menumbuhkan amar makruf nahi mungkar di antara pasangan suami istri dan juga dengan sesama anggota keluarga sehingga seluruh anggota keluarga senantiasa berjalan pada rel Islam.

Islam tidak hanya menjadikan keberlangsungan  pernikahan  wajib dijaga oleh pasangan  suami istri saja, namun juga oleh masyarakat. Bahkan Islam mewajibkan  negara  untuk  ikut menjaga  kuatnya ikatan  pernikahan dengan berbagai  hukum atau  aturan yang diterapkan dalam berbagaai aspek terkait, sistem social; menjaga hubungan laki-laki dan perempuan agar tidak mudah bergaul jika tidak ada kepentingan, menutup aurat, tidak melakukan ikhtilat (campur baur antara laki-laki dan perempuan), tidak berkholwat (berdua-duan). Jika aturan sudah diterapkan tapi masih ada yang melakukan maka hukum sanksi diberlakukan bagi sipelaku perselingkuhan, yakni jika yang sudah menikah akan dijatuhi rajam hingga mati. Karena perselingkuhan termasuk perzinahan dan zina haram secara mutlak sekalipun dilakukan atas dasar suka sama suka. Sistem pendidikannya mencetak individu yang mahir dalam IMTAQ dan IMTEK dan lainnya. Maka sudah seharusnya kita mengambil solusi jitu untuk menghilangkan perselingkuhan yakni Islam.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *